Matahari bercincin pelangi terjadi di atas langit Yogyakarta |
Kabar gembira bagi para pencinta pelangi. Fenomena alam
berwarna-warni yang biasanya muncul setelah hujan itu sebentar lagi
dapat dinikmati tidak hanya oleh mata.
Sebuah tim insinyur di Universitas Buffalo di Amerika Serikat sedang
mengembangkan bahan baru yang tidak hanya dapat mengejar pelangi, tapi
juga mampu menangkapnya. Bahan unik itu efisien menyerap frekuensi
cahaya yang berbeda.
"Dapat dikembangkan untuk panel surya, teknologi pesawat siluman, dan
bidang lainnya," kata Qiaoqiang Gan, yang memimpin penelitian, Jumat,
22 Februari 2013.
Bahan bernama "hyperbolic metamaterial waveguide" itu berfungsi
seperti mikrocip yang terbuat dari film berbahan logam, semikonduktor,
dan isolator berukuran ultra-tipis. Waveguide menahan dan menyerap
setiap frekuensi cahaya di tempat yang berbeda dalam arah vertikal. Ini
memungkinkan bahan untuk menangkap "pelangi" yang terdiri dari berbagai
panjang gelombang.
"Penyerap elektromagnetik telah dipelajari selama bertahun-tahun,
terutama untuk sistem radar militer," kata Gan. Namun, mewujudkan bahan
penyerap dari film ultra-tipis menjadi tantangan tersendiri.
Gan dan timnya juga sedang mengembangkan film ultra-tipis yang akan
memperlambat cahaya sehingga memungkinkan penyerapan jauh lebih efisien.
Memperlambat cahaya menjadi faktor krusial karena foton (partikel
cahaya) bergerak super cepat. Sangat sulit menjinakkan foton tanpa
menggunakan bahan beku, seperti gas kriogenik, yang hanya dapat
digunakan di dalam laboratorium.
Namun, bahan buatan Gan mengubah itu semua. Waveguide menyediakan
cara yang lebih praktis bagi para insinyur untuk memperlambat dan
memerangkap cahaya dan selanjutnya dimanfaatkan di dunia nyata.
"Kemampuan bahan ini menyerap berbagai panjang gelombang, salah
satunya inframerah, membuatnya sangat berguna untuk mendaur ulang panas
setelah matahari terbenam," ujar Gan.
Sumber : Tempo