Ilustrasi |
Seorang wanita asal Selandia Baru yang diketahui menenggak salah satu
produk minuman Coca-Cola dalam jumlah besar, harus berujung dengan
kematian. Ahli Patologi mengatakan, apa yang menyebabkan seseorang
meninggal lantaran meminum softdrink berlebih ialah terkait terganggunya fungsi jantung.
Dilansir Discovery, Rabu (13/2/2013), seorang wanita asal Selandia Baru, meminum 2,2 galon Coca-Cola sehari dan diketahui sebagai penyebab utama kematiannya. Ahli Patologi menjelaskan, konsumsi minuman soda berlebih ini bisa menimbulkan gangguan pada irama jantung, yang kemudian dapat membunuhnya.
Atas kejadian ini, pihak raksasa minuman soda diharuskan menempatkan peringatan kesehatan pada produk-produknya yang berkafein. Adalah Natasha Harris, wanita berusia 30 tahun ini telah meminum minuman soda dalam jumlah besar selama bertahun-tahun.
Sebelum kematiannya, ia telah mengonsumsi minuman soda dalam jumlah besar sejak Februari 2010. Seperti yang diungkap petugas koroner, Harris menderita sejumlah kondisi kesehatan yang dapat dikaitkan dengan jumlah "ekstrem" konsumsi Coca Cola.
"Saya menemukan, ketika semua bukti yang tersedia, bukan terkait jumlah kuantitas besar dari minuman soda oleh Natasha Harris, tampaknya itu tidak akan membuatnya meninggal," jelas David Crerar, Koroner yang memeriksa jasad Natasha.
Ia menambahkan, kebiasaan Harris dengan mengonsumsi minuman soda berlebih merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap ketidakseimbangan metabolisme tubuh. Dengan demikian, ini akan memunculkan arrhythmia (detak jantung yang tidak biasa).
Dilansir Discovery, Rabu (13/2/2013), seorang wanita asal Selandia Baru, meminum 2,2 galon Coca-Cola sehari dan diketahui sebagai penyebab utama kematiannya. Ahli Patologi menjelaskan, konsumsi minuman soda berlebih ini bisa menimbulkan gangguan pada irama jantung, yang kemudian dapat membunuhnya.
Atas kejadian ini, pihak raksasa minuman soda diharuskan menempatkan peringatan kesehatan pada produk-produknya yang berkafein. Adalah Natasha Harris, wanita berusia 30 tahun ini telah meminum minuman soda dalam jumlah besar selama bertahun-tahun.
Sebelum kematiannya, ia telah mengonsumsi minuman soda dalam jumlah besar sejak Februari 2010. Seperti yang diungkap petugas koroner, Harris menderita sejumlah kondisi kesehatan yang dapat dikaitkan dengan jumlah "ekstrem" konsumsi Coca Cola.
"Saya menemukan, ketika semua bukti yang tersedia, bukan terkait jumlah kuantitas besar dari minuman soda oleh Natasha Harris, tampaknya itu tidak akan membuatnya meninggal," jelas David Crerar, Koroner yang memeriksa jasad Natasha.
Ia menambahkan, kebiasaan Harris dengan mengonsumsi minuman soda berlebih merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap ketidakseimbangan metabolisme tubuh. Dengan demikian, ini akan memunculkan arrhythmia (detak jantung yang tidak biasa).
Sumber : Okezone