Kematian dipandang secara berbeda di masa lampau. Jika di masa kini ada seseorang yang meninggal, maka kita akan segera menutup kuburnya, tidak demikian dengan masa lalu.
Masyarakat kuno akan melakukan ritual rumit pasca-kematian yang menakutkan namun sekaligus luar biasa. Bahkan ia yang sudah meninggal dunia pun punya cerita luar biasa untuk diceritakan. Berikut lima di antaranya:
5.Dashi-Dorzho Itigilov
Semasa hidupnya, Dashi-Dorzho Itigilov, adalah seorang biksu. Satu malam pada tahun 1927, ia menyatakan pada rekan sesama biksu dan murid-muridnya bahwa inilah saatnya ia berpindah ke kehidupan lainnya. Lalu, ia mengajak mereka bermeditasi.
Menurut cerita, saat bermeditasi inilah, ia meninggal dunia. Ia kemudian dikubur dalam kondisi duduk, posisi lotus, dan terlindungi kotak pinus. Namun, beberapa tahun kemudian, saat jenazahnya digali kembali, tubuhnya masih dalam kondisi terawetkan dengan baik dan tetap dalam posisi lotus. Ia dikebumikan lagi dan peti matinya dibungkus dengan garam.
Entah bagaimana, jenazahnya kemudian digali kembali, kali ini dengan beberapa saksi pakar termasuk peneliti dan ahli forensik. Lagi-lagi tubuhnya masih dalam kondisi yang baik. Analisa kulit dan rambut menunjukkan bahwa sel-sel Itigilov mirip dengan seseorang yang meninggal dunia selama 36 jam, bukan mirip jenazah yang sudah wafat selama 100 tahun.
4. Mumi Ekspedisi Franklin
Pada 1845, lebih dari 100 orang berlayar ke Dunia Baru dengan harapan menemukan lintasan barat laut yang kabarnya bisa jadi rute ke Asia. Ada dua kapal yang membawa para pria ini, namun kesemuanya gagal mencapai tujuan. Mereka tak lagi pernah terdengar.
Lima tahun kemudian, ekspedisi yang berbeda melintasi komunitas yang sudah lama mati di Beechey Island. Termasuk melewati tiga makam misterius yang di dalamnya berisi John Torrington, John Hartnell, dan William Braine --penumpang Ekspedisi Franklin.
Lebih dari 100 tahun kemudian, tepatnya pada 1984, sebuah tim antropolog datang ke wilayah itu untuk melakukan uji forensik pada tiga jenazah tersebut. Anehnya, setelah digali, ditemukan bahwa mayat ketiganya dalam kondisi terawetkan dengan baik. Ini karena adanya permafrost di tundra di wilayah itu.
Saking baiknya kondisi ketiga mayat, tim ini bisa menentukan penyebab kematian ketiganya. Selain ditemukan adanya tanda-tanda pneumonia dan tuberculosis, ada jejak mematikan dari timah.
3. Bayi mumi
Pada 1955, seorang wanita bernama Zahra Aboutalib datang ke Rumah Sakit untuk melahirkan. Namun, setelah proses yang melelahkan, bayi tidak juga kunjung lahir. Dokter pun memutuskan melakukan caesar.
Aboutalib menolaknya karena takut operasi. Ia pun memilih pulang hingga akhirnya si jabang bayi meninggal di rahimnya. Sang Ibu pun masih menolak bayinya dipindahkan dari rahim.
46 tahun kemudian, ia mulai merasakan sakit luar biasa di bagian perut. Ketika dilakukan X-Ray, mereka menemukan adanya pertumbuhan besar dari suatu hal yang diasumsikan sebagai tumor. Namun, tes berikutnya menunjukkan bahwa "tumor" itu adalah bagian dari bayinya yang sudah meninggal nyaris lima dekade lalu.
Fenomena yang sangat amat langka ini disebut lithopedion, dengan hanya 300 kasus yang pernah tercatat. Dalam kondisi ini, tubuh manusia melindungi dirinya dalam infeksi yang berasal dari jaringan yang membusuk. Tubuh kemudian membangun lapisan material di sekitar janin dan memumifikasinya menjadi "bayi batu".
2. La Doncella
Nama lainnya dikenal sebagai si perawan, merupakan tubuh gadis Inca berusia 15 tahun yang terawetkan dengan baik. Kemungkinan ia menjadi persembahan bagi dewa sekitar 500 tahun lalu. Tubuhnya ditemukan bersama dengan dua jenazah anak lainnya pada 1999.
Sejak saat itu, ditemukan banyak fakta menarik. Di antaranya, sebelum meninggal, ia menderita sakit yang mirip dengan TBC atau infeksi kronis di paru-paru. Sedangkan pada sistem tubuhnya ditemukan adanya daun koka dan alkohol. Bangsa Inca diketahui menggunakan daun koka untuk mengatasi dampak dari ketinggian ekstrem.
1. Evita Peron
Semasa hidupnya, Evita merupakan istri dari Juan Peron, Presiden Argentina dari tahun 1946 hingga 1955. Ia merupakan Ibu Negara kesayangan warga yang meninggal dunia pada usia 33 tahun akibat kanker.
Tubuhnya kemudian diawetkan menggunakan beragam cara. Tujuannya agar tubuh tersebut layak dipamerkan ke publik sehingga seluruh warga bisa mengucap selama tinggal padanya.
Lalu, pada April 1955, militan Anti-Peron mencuri tubuhnya dan membuatnya hilang selama 15 tahun. Saat akhirnya tubuh Evita ditemukan, ia dikembalikan ke suaminya yang sudah menikah lagi dengan perempuan bernama Isabel. Malangnya, tubuh Evita sudah tak lagi sempurna karena menerima ragam pukulan, termasuk di bagian kaki dan muka, bahkan jarinya ada yang hilang.
Menurut kisah yang beredar, jenazahnya disimpan oleh Juan dan Isabela di rumah. Isabela juga menyisir rambut istri suaminya itu dan dituding turut tidur di dalam peti mati Evita agar bisa menyerap getaran magis miliknya. Saat ini, jenazah Evita dikebumikan di ruang bawah tanah milik keluarganya. Jenazahnya akhirnya bersemayam dengan tenang.