Home » » Carl de Bast, Misteri Pohon Pembunuh di Belgia

Carl de Bast, Misteri Pohon Pembunuh di Belgia


Cerita nyata ini terjadi di kota Liege, Belgia. Uniknya cerita ini berhubungan dengan sebatang pohon tua angker.

Menurut sebuah catatan, sampai saat ini pohon yang tidak disebut nama dan jenisnya itu telah menelan korban puluhan nyawa manusia. Mereka mati akibat memegang atau memotong pohon yang diperkirakan berusia 116 tahun itu.

Baru-baru ini 12 orang yang menganggap takhayul akan pohon tersebut, menjadi korban lagi. Mereka dengan sengaja telah merusak sang pohon misterius dengan berbagai cara. Akibatnya entah kebetulan atau bukan, mereka meninggal satu persatu dengan penyebab yang tak jelas.
Sebenarnya tidak ada yang berani memegang pohon tersebut.

Tetapi mereka orang luar itu rupanya tidak percaya dengan cerita masyarakat disini (kota Liege). Padahal sudah banyak yang terjadi. Orang yang memegang atau merusaknya, belum sempat dia menceritakan pengalamannya sudah keburu mati', kata seorang ahli sejarah kota Liege, Miklak Van Lamers.

Sejarah mencatat sudah 52 orang yang mati akibat keganasan pohon ini. Mereka terdiri dari 12 orang anak-anak dan 40 lainnya adalah orang dewasa. 14 Orang diantara mereka bahkan meninggal dunia tak lebih dari 48 jam setelah memegang atau merusak pohon tersebut.

Menurut cerita keanehan pohon ini bermula ketika seorang pemuja setan, Carl De Bast, disiksa dan kemudian digantung di atas pohon tersebut. Kejadian menyeramkan ini berlangsung pada tanggal 16 Mei 1881. Pelaku penyiksaan adalah masyarakat kota Liege.

Beberapa saat sebelum meninggal, Carl bersumpah akan membalas dendam terhadap masyarakat kota Liege. Dia mengatakan bahwa siapa saja yang berani menyentuh atau merusak pohon tempat dirinya digantung maka akan segera meninggal dunia sebagai aksi pembalasan dendamnya. Konon, sejak hari penghukuman itu, tidak ada seorangpun yang berani menyentuh apalagi merusak pohon ini.

Penderitaan dan ketakutan yang dialami para korban saat meregang nyawa jelas tergambar pada wajahnya. 'Pada saat sekarat, ekspresi wajah mereka seolah-olah sedang menghadapi setan-setan. Sampai saat ini pihak kedokteran yang memeriksa mayat para korban, belum dapat memberikan jawaban secara ilmiah tentang apa yang menjadi penyebab kematian dari 52 orang tersebut', ungkap Van Lamers. 

Sumber: Vivaforum