Labu tempat darah Louis XVI |
Para ilmuwan kini telah membuktikan kebenaran legenda labu (botol
terbuat dari buah labu) yang menyimpan darah raja Perancis Louis XVI.
Pembuktian tersebut diperoleh melalui suatu uji DNA.
Dilansir dari Live Science, Minggu (6/1/2013), lebih dari 200 tahun lalu, raja Perancis Louis XVI dan istrinya Marie Antoinette dibunuh menggunakan guillotine. Legenda mengatakan bahwa seseorang memakai sapu tangan untuk menyerap darah sang raja dan menyimpannya dalam sebuah labu.
Para ilmuwan masa kini pun mencoba mencocokkan DNA darah tersebut dengan DNA dari mumi potongan kepala leluhur langsung Louis XVI, yaitu raja Perancis abad ke-16 Henry IV. Analisis yang dipublikasikan dalam jurnal Forensic Science International itu membenarkan identitas kedua keluarga kerajaan Perancis.
"Kami memiliki dua orang raja yang tersebar di tempat berbeda di Eropa," ujar peneliti paleogenomik di Pompeu Fabra University, Carles Lalueza-Fox. Analisis terbaru membenarkan bahwa kedua orang tersebut, "Terpisah oleh tujuh generasi dan memiliki hubungan darah."
Sebelumnya pada tahun lalu, Lalueza-Fox telah menganalisa materi genetis dalam darah dan menemukan bahwa darah tersebut milik seorang pria Eropa bermata biru. Namun tanpa DNA perbandingan, dia tidak dapat menentukan bahwa darah itu milik raja terakhir Perancis.
Kini telah terbukti darah yang berada di dalam labu tersebut benar milik Louis XVI, sedangkan mumi kepala itu juga telah terverifikasi sebagai milik Henry IV. "Ini bisa menjadi genom bersejarah pertama yang berhasil diperoleh," ujar Lalueza-Fox
Dilansir dari Live Science, Minggu (6/1/2013), lebih dari 200 tahun lalu, raja Perancis Louis XVI dan istrinya Marie Antoinette dibunuh menggunakan guillotine. Legenda mengatakan bahwa seseorang memakai sapu tangan untuk menyerap darah sang raja dan menyimpannya dalam sebuah labu.
Para ilmuwan masa kini pun mencoba mencocokkan DNA darah tersebut dengan DNA dari mumi potongan kepala leluhur langsung Louis XVI, yaitu raja Perancis abad ke-16 Henry IV. Analisis yang dipublikasikan dalam jurnal Forensic Science International itu membenarkan identitas kedua keluarga kerajaan Perancis.
"Kami memiliki dua orang raja yang tersebar di tempat berbeda di Eropa," ujar peneliti paleogenomik di Pompeu Fabra University, Carles Lalueza-Fox. Analisis terbaru membenarkan bahwa kedua orang tersebut, "Terpisah oleh tujuh generasi dan memiliki hubungan darah."
Sebelumnya pada tahun lalu, Lalueza-Fox telah menganalisa materi genetis dalam darah dan menemukan bahwa darah tersebut milik seorang pria Eropa bermata biru. Namun tanpa DNA perbandingan, dia tidak dapat menentukan bahwa darah itu milik raja terakhir Perancis.
Kini telah terbukti darah yang berada di dalam labu tersebut benar milik Louis XVI, sedangkan mumi kepala itu juga telah terverifikasi sebagai milik Henry IV. "Ini bisa menjadi genom bersejarah pertama yang berhasil diperoleh," ujar Lalueza-Fox