Ahli anatomi saraf serta seniman di Johns Hopkins mengungkap bagaimana
burung hantu dapat memutar kepalanya hampir 360 derajat tanpa merusak
pembuluh darah di leher dan kepalanya. Hewan yang berburu di malam hari
ini dapat melakukan putaran leher ekstrem tanpa memotong suplai darah ke
otak mereka.
Dilansir Scienceagogo, Jumat (1/2/2013), tim peneliti menemukan empat adaptasi biologis mayor yang terbentuk untuk mencegah cedera dari pergerakan rotasi kepala burung hantu. Terdapat struktur tulang dan jaringan pembuluh darah khusus yang mendukung berat kepalanya.
"Arteri karotis dan vertebralis di leher semua hewan, termasuk burung hantu dan manusia, sangat rapuh dan rentan," ujar peneliti dan Neuroradiologist, Philippe Gailloud. Untuk mengungkap teka-teki mengapa burung hantu dapat melakukan pergerakan rotasi kepala ekstrem tersebut, tim mempelajari struktur tulang dan pembuluh darah kompleks di kepala dan leher.
Peneliti juga menggunakan berbagai instrumen penelitian seperti pewarna kontras yang disuntikkan ke bagian burung hantu tersebut. Sehingga, dapat meningkatkan pencitraan sinar-X dari pembuluh darah burung.
Temuan yang mengejutkan ialah, ketika peneliti melakukan percobaan menyuntikkan pewarna kontras tersebut untuk meniru aliran darah burung hantu serta melihat bagaimana kepala hewan tersebut berputar. Peneliti menemukan bahwa pembuluh darah di dasar kepala, tepat di bawah tulang rahang memiliki bentuk lebih besar dan semakin membesar.
Dengan demikian, aliran darah tersebut masih bisa dilalui dengan normal. Hal ini berlawanan dengan kemampuan anatomi manusia, di mana arteri cenderung menjadi lebih kecil serta tidak mengembung, karena arteri tersebut memiliki struktur yang bercabang.
"Pada manusia, arteri vertebralis benar-benar 'memeluk' rongga lubang di leher. Ini tidak terjadi di burung hantu, yang strukturnya secara khusus disesuaikan untuk memungkinkan fleksibilitas arteri dan gerakan yang lebih besar," jelas Medical Illustrator, Fabian de Kok-Mercado.
Dilansir Scienceagogo, Jumat (1/2/2013), tim peneliti menemukan empat adaptasi biologis mayor yang terbentuk untuk mencegah cedera dari pergerakan rotasi kepala burung hantu. Terdapat struktur tulang dan jaringan pembuluh darah khusus yang mendukung berat kepalanya.
"Arteri karotis dan vertebralis di leher semua hewan, termasuk burung hantu dan manusia, sangat rapuh dan rentan," ujar peneliti dan Neuroradiologist, Philippe Gailloud. Untuk mengungkap teka-teki mengapa burung hantu dapat melakukan pergerakan rotasi kepala ekstrem tersebut, tim mempelajari struktur tulang dan pembuluh darah kompleks di kepala dan leher.
Peneliti juga menggunakan berbagai instrumen penelitian seperti pewarna kontras yang disuntikkan ke bagian burung hantu tersebut. Sehingga, dapat meningkatkan pencitraan sinar-X dari pembuluh darah burung.
Temuan yang mengejutkan ialah, ketika peneliti melakukan percobaan menyuntikkan pewarna kontras tersebut untuk meniru aliran darah burung hantu serta melihat bagaimana kepala hewan tersebut berputar. Peneliti menemukan bahwa pembuluh darah di dasar kepala, tepat di bawah tulang rahang memiliki bentuk lebih besar dan semakin membesar.
Dengan demikian, aliran darah tersebut masih bisa dilalui dengan normal. Hal ini berlawanan dengan kemampuan anatomi manusia, di mana arteri cenderung menjadi lebih kecil serta tidak mengembung, karena arteri tersebut memiliki struktur yang bercabang.
"Pada manusia, arteri vertebralis benar-benar 'memeluk' rongga lubang di leher. Ini tidak terjadi di burung hantu, yang strukturnya secara khusus disesuaikan untuk memungkinkan fleksibilitas arteri dan gerakan yang lebih besar," jelas Medical Illustrator, Fabian de Kok-Mercado.
Sumber : Okezone.com