Home » » Gajah Liar Purba Ditemukan di Cina Utara

Gajah Liar Purba Ditemukan di Cina Utara


Gajah Liar Purba Ditemukan di Cina Utara
Ilustrasi
Gajah liar yang hidup di Cina Utara pada 3.000 tahun lalu dan kini telah punah ternyata milik genus Palaeoloxodon. Sebelumnya, gajah-gajah ini diidentifikasi sebagai Elephas Maximus, gajah Asia yang masih mendiami Cina selatan.

Temuan para peneliti ini menunjukkan bahwa Palaeoloxodon hidup 7 ribu tahun lebih dari yang diperkirakan. Tim dari Cina telah memeriksa fosil gigi gajah dan gajah kuno dari perunggu untuk penelitian ini.

Penelitian ini diterbitkan di International Kuarter oleh sekelompok ilmuwan dari Universitas Shaanxi Normal dan Universitas Notrhwest di Xi'an serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Geografis dan Penelitian Sumber Daya Alam, Beijing.

Selama beberapa dekade para ahli percaya bahwa gajah kuno Elephas Maximus beradaptasi dengan iklim tropis dan masih ditemukan di provinsi Yunnan selatan, Cina. "Mereka mengira Cina Utara beriklim tropis pada saat itu," kata Li Ji dari Universitas Shaanxi Normal.

Tapi penelitian sejarah iklim Cina menunjukkan bahwa 3.000 tahun yang lalu sebagian Cina Utara masih dikuasai oleh zona iklim hangat sedang dan bukan zona subtropik. Penemuan ini berarti bahwa suhu udara Cina Utara pada saat itu masih cocok untuk kehidupan Elephas. "Masalah gajah tidak hanya masalah zoologi, tetapi juga tentang perubahan iklim global," kata Li.

Ilmuwan sebelumnya telah mengidentifikasi fosil-fosil sisa E. maximus. Namun tim Li menyimpulkan geraham dan taring tersebut lebih mirip dengan taring Palaeoloxodon. Tim juga memeriksa puluhan gajah kuno berbentuk patung perunggu dari Xia, Shang dan dinasti Zhou (sekitar 4100-2300 tahun lalu). Li melihat belalai pada ornamen tersebut tidak mirip dengan E. maximus.

Sebanyak 33 patung gajah perunggu digali dari situs yang berbeda di Cina Utara. Semua patung gajah ini digambarkan memiliki dua jari di belalai mereka. Jenis E. maximus (gajah Asia) hanya memiliki satu jari saja.

Sumber: Tempo.co