Dropa Stone |
Kata 'UFO' (unidentified flying object) atau dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan istilah Beta (benda terbang aneh) sekian lama menjadi tanda tanya besar manusia. Terutama yang berkaitan dengan makhluk luar angkasa.
Hingga kini, belum ada bukti ilmiah keberadaan UFO. Dianggap sebagai pseudosains. Namun, bagi yang percaya, ada banyak pertanda kehadiran mereka. Termasuk, pada sejumlah artefak dari kebudayaan kuno: bangunan atau goresan yang dianggap petunjuk kontak nenek moyang kita dengan para penjelajah dari dunia lain.
Salah satunya, lukisan gua berusia 10.000 tahun di Valcamonica, Italia yang menggambarkan orang-orang menggunakan apa yang dikira sebagai pakaian luar angkasa.
Juga ada cakram batu berusia 10.000 sampai 12.000 tahun yang dianggap mengandung rincian pendaratan UFO. Benarkah? Sejauh ini, tak ada yang tahu kebenarannya. Berikut sejumlah artefak yang dianggap bukti pertemuan manusia di masa lalu dengan alien atau UFO, seperti Liputan6.com kutip dari The Epoch Times.
1. Mesin Terbang India Kuno
Teks Sansekerta dan patung-patung dari India Kuno dianggap menjadi referensi keberadaan mesin terbang atau Vimanas -- yang konon dibawa makhluk dunia lain ke Bumi.
Di Desa Piska Nagri, di negara bagian Jharkahnd, seorang geolog, Nitish Priyadarshi mempelajari jejak kaki yang dipahat ribuan tahun lalu.
Menurut cerita setempat, itu adalah jejak dewa dari langit yang mendarat di situs tersebut. Namun, bukan jejak itu sendiri yang membuatnya menarik. Priyadarshi menemukan benda terbang terukir di dekat tapak kaki itu.
"Jejak kaki dan gambaran benda terbang berada di batu yang sama, di masing-masing sisi. Mungkin ukiran itu menunjukkan dua dewa mendarat dengan benda terbang," kata dia seperti dimuat News.com.au.
Ada banyak penemuan jejak kaki kuno di seluruh dunia. Banyak di antaranya berusia ribuan tahun, ditinggalkan oleh penduduk kuno dan diukir, yang menunjukkan beberapa makna. Bangsa Romawi mengukir jejak kaki sebelum melakukan perjalanan sebagai ritual perlindungan. Juga sebagai ucapan syukur saat kembali dengan selamat.
Di Irlandia dan Eropa Utara, jejak kaki di batu yang terkait dengan raja atau kepala suku. Kembali ke jejak kaki kuno di India, Priyadarshi mengatakan, jangan buru-buru menghakimi bahwa anggapan penduduk lokal mustahil.
"Kita hidup di era yang sangat maju, berteknologi tinggi. Namun, masih banyak misteri di sekitar kita. Tempat kuno, makhluk misterius, peradaban yang tenggelam, lanskap penuh simbol, penampakan misterius dan penemuan luar biasa dari masa lalu," kata dia, seperti dimuat Epoch Times.
2. Garis Nazca di Peru
Pada tahun 1920-an, saat pesawat mulai terbang di atas Gurun Nazca di Peru, mereka yang terbang di dalam burung besi terkesima dengan apa yang mereka lihat. Figur-figur kolosal terukir di area yang membentang sepanjang 450 kilometer.
Rangkaian geoglif ini diperkirakan dibuat oleh kebudayaan Nazca selama periode 1.000 tahun antara 500 SM dan 500 Masehi, tapi tidak ada yang tahu mengapa dan untuk apa. Sebagian orang mengatakan bahwa para penciptanya pastilah mendapat petunjuk dari langit. Lainnya menduga tak mungkin orang-orang di masa lalu membuatnya tanpa bantuan.
Ada juga yang mempertanyakan, buat apa mereka susah-susah membuat obyek besar yang hanya bisa dilihat utuh dari langit. Salah satu geoglyphs besar telah dijuluki sebagai "astronot ". Lainnya menggambarkan hewan dan bentuk geometris.
Sejumlah klaim awal menyebut, desain garis Nazca adalah bagian dari penanggalan astronomi -- klaim itu dibantah. Sejak tahun 1997 para peneliti yang menjadi bagian dari kolaborasi tim Peru - Jerman telah mengalihkan perhatian mereka ke sejarah dan budaya dari orang-orang yang menciptakan garis-garis itu -- bagaimana mereka hidup dan apa terjadi pada mereka. Sementara, pada 2012 lalu, Yamagata University di Jepang mengumumkan pembukaan pusat riset di situs tersebut, sebagai bagian dari proyek 15 tahun untuk mempelajari lebih dari 1.000 gambar kuno itu.
3. Cakram Batu di China
Pada tahun 1938, ratusan cakram batu ditemukan di gua-gua di Pegunungan Baian Kara Ula di China. Menurut International Society for the Research and Preservation of Paranormal Artifacts (ISRPPA) di benda-benda itu terlukis pertemuan dengan 'alien'.
Cakram-cakram tersbeut diperkirakan berusia 10.000 hingga 12.000 tahun, mereka ditemukan selama ekspedisi yang dipimpin oleh Dr Chi Pu Tei Hieroglif pada cakram menceritakan soal 'pesawat luar angkasa' menabrak pegunungan. Pesawat itu dikemudikan oleh orang-orang yang disebut " Dropa".
"Dropa turun dari awan di kendaraan langit mereka. Penduduk setempat -- pria, perempuan, dan anak-anak bersembunyi di di gua-gua sepuluh kali sebelum matahari terbit .
Akhirnya mereka memahami bahasa isyarat para Dropa, mereka memahami para pendatang itu punya niat damai," demikian tulisan cakram yang diterjemahkan Dr Tsum Um Nui. Meskipun disebut bahwa cakram disimpan di museum di seluruh China, beberapa dikirim ke Uni Soviet untuk di analisis, cakram tersebut tampaknya telah menghilang. ISRPPA tidak bisa melacak mereka, hanya menemukan foto yang diambil di sebuah museum di Cen, di selatan Guangzhou.
Namun, banyak yang meragukan kebenarannya. Selain tak ada bukti fisik, kontroversi juga mengarah pada nama Dr Tsum Um Nui, yang menerjemahkan maksud cakram tersebut. Itu bukan nama China. Selain itu, tak pernah ada pesawat ditemukan di area Pegunungan Baian Kara Ula.