Tim arkeolog asal Inggris menemukan sebuah kompleks kuno yang mereka klaim sebagai wilayah paling potensial sebagai tempat kelahiran Nabi Ibrahim.
Kompleks yang diperkirakan berusia 4.000 tahun lalu itu terletak di dekat Kota zaman Sumerio Kuno bernama Ur di Irak, yang menurut Alkitab dinyatakan sebagai rumah Nabi Ibrahim.
Penggalian kamar-kamar pada bangunan tempo dulu itu digali berdasarkan teknologi modern dan pencitraan satelit. Ruang itu diyakini sebagai kompleks pemerintahan di kota paling awal dunia.
"Itu tampak seperti bangunan untuk kepentingan umum. Ini mungkin gedung administrasi yang menjadi pusat untuk mengendalikan Kota Ur," ujar Profesor Stuart Campbell dari Universitas Manchester Inggris.
Campbell yang menjadi pemimpin tim arkeolog bersama Jane Moon menjelaskan, kompleks yang sedang mereka gali diperkirakan berukuran sebesar lapangan bola atau sekitar 80 meter persegi.
Menurut dia, ukuran dan usia kompleks sangat langka dari pernah yang ia temukan. Jane menyatakan, berdasarkan foto-foto satelit, dia dan ilmuwan lain melihat adanya bangunan penting nan besar di situs tersebut.
"Dugaan saya, penemuan penting tersebut merupakan bangunan besar. Kami punya petunjuk berupa foto-foto satelit.
Kami merasa beruntung memiliki foto itu. Saat saya bekerja di sini sebelum tahun 70-an dan tahun 80-an, tak ada foto-foto satelit. Sehingga kami punya ide untuk yang kami temukan di sini. Ini hal besar dan pasti merupakan bangunan publik," papar Jane dalam lansiran Al-Arabiya.
Jane mengatakan, dia dan arkeolog lain saat ini tengah mempelajari bagaimana bangunan tersebut digunakan pada ribuan tahun lalu. Dia mengaku sangat tertarik untuk menggali situs tersebut.
"Ini sangat menarik meski bangunan tersebut telah digali pada masa lalu. Namun ini sudah lama sekali dan tidak digali menggunakan teknik modern.
Dan ini yang menurutku menarik, dan kita mulai mengungkap ini sedikit demi sedikit. Dan kami baru mulai memahami tampaknya seperti apa dan berikutnya ingin kita lakukan adalah memahami cara kerjanya," jelasnya. Tim arkeolog dari Universitas Manchester itu menduga ukuran kompleks tersebut sekitar 80 meter persegi.
Dugaan sementara, kompleks itu diperkirakan sudah ada sekitar 2.000 tahun sebelum masehi. Pekerjaan penggalian Jane, Profesor Campbell, dan ilmuwan lain di Tell Khaiber dilakukan di lokasi yang terletak sekitar 40 kilometer dari reruntuhan Ziggurat Ur telah dimulai sejak April 2013.
Dalam upaya menggali bukti tempat kelahiran Nabi Ibrahim, tim arkeolog juga bakal menganalisa tanaman dan bangkai hewan yang ditemukan di kompleks tersebut demi membantu rekonstruksi terkait kondisi lingkungan dan ekonomi di wilayah itu sekitar 4.000 tahun lalu.
"Kami menggali tempat yang ditengarai eksis pada awal milenium kedua sebelum masehi, mungkin dalam kisaran tahun 1900 dan 1750 Sebelum Masehi.
Tapi kami tahu lokasi ini sudah diduduki sebelum itu. Kita memiliki sedikit tembikar yang memberitahu kita bahwa ada pendudukan setidaknya 1.000 tahun sebelumnya dan mungkin beberapa ribu tahun sebelumnya," ujar Jane.
Tim Jane merupakan yang kali pertama melakukan penggalian di Irak Selatan sejak tahun 1980-an. Dengan sering terjadinya kerusuhan di wilayah tersebut menunjukkan bahwa banyak situs penting untuk warisan budaya Irak, yang tak tersentuh.
Jane berharap penggalian mereka bisa menarik perhatian internasional lebih luas. "Orang-orang mengira tempat ini berbahaya buat kami, tapi faktanya kami baik-baik saja di sini.
Kami juga ingin membantu hubungan arkeolog Irak dengan masyarakat internasional yang terputus," ujarnya. Para arkeolog dalam tim Jane yakin penelitian mereka bisa memberikan pencerahan soal pemahaman modern tentang kota negeri pertama. Kota Ur dahulu dikenal sebagai sebuah pusat komersial yang ditemukan pada tahun 1920-an dan 1930-an.