Ilustrasi ledakan nuklir |
Kiamat semakin dekat. Boleh percaya, boleh tidak.Peneliti dari Science and Security Board of the Bulletin of Atomic mengumumkan "Jam Kiamat" (Doomsday Clock) datang tepat lima menit sebelum tengah malam. Peringatan dewan peneliti itu bukan main-main. Meski Jam Kiamat yang dimaksud tak menggambarkan datangnya kiamat yang sesungguhnya, pengaturan waktu itu jadi peringatan serius bagi warga dunia.
Tiap tahun dewan peneliti itu mengatur ancaman bencana teknologi pada kehidupan manusia dengan metafora Jam Kiamat itu. Pengaturan waktu menunjukkan potensi bencana teknologi yang mengancam peradaban. Semakin dekat waktu kiamat, semakin serius pula ancaman bencana teknologi yang muncul.
Tiap tahun, dewan peneliti itu menganalisis kiamat berdasarkan ancaman internasional, khususnya senjata nuklir, atau perubahan iklim. Setelah itu, kemudian digambarkan dalam Jam Kiamat.
"Seperti biasanya, teknologi baru muncul berjalan dengan baik, seperti memasok sumber energi bersih, menyembuhkan penyakit serta meningkatkan kehidupan," jelas dewan peneliti itu. "Kita bisa mengelola teknologi kita atau menjadi korban teknologi. Pilihannya ada di tangan kita, dan Jam Kiamat terus berdetak," tegas dewan itu.
Bencana Teknologi
Jam Kiamat yang diciptakan Bulletin of Atomic Scientists pada 1947 telah memperingatkan potensi bencana teknologi. Pada era itu, Jam Kiamat masih berjarak tujuh menit dari pertengahan malam. Artinya, ancaman kiamat saat itu masih belum serius.
Tiap saat, Jam Kiamat berubah menyesuaikan dengan kondisi potensi terkini. Pada tahun 1953, misalnya. Jam Kiamat semakin dekat, dua menit sebelum pergantian malam. Peringatan ini menyusul uji coba bom hidrogen pertama kalinya. Sedangkan, masa yang teraman yakni pada tahun 1991.
Jam Kiamat diatur 17 menit sebelum pergantian hari. Ini menyusul berakhirnya Perang Dingin antara dua blok kekuatan besar dunia.
Ancaman kiamat serius kembali diingatkan pada awal tahun 2012, menyusul krisis nuklir di Fukushima, Jepang, akibat gempa bumi dan tsunami sampai menyebarnya virus mematikan H5N1.
Untuk awal tahun ini, Jam Kiamat diatur lima menit, ini mempertimbangkan negosiasi dua negara besar di bidang nuklir, AS dan Rusia, terhenti. Sementara dalam ancaman perubahan iklim, nyatanya negara-negara besar seperti AS, Uni Eropa, dan Australia tak mendukung. Mereka tak menunjukkan komitmen dalam energi terbarukan. Belum lagi, Jepang yang telah ingkar dengan janji untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Dewan kemudian menyarankan AS dan Rusia kembali membuka dialog, perubahan iklim harus segera diatasi untuk mencegah potensi kiamat lebih awal.
Sumber : Viva.co.id