Reruntuhan yang diduga merupakan bekas ruang penyimpanan di istana Raja sekaligus Nabi Daud. |
Arkeolog asal Jerusalem mengklaim telah menemukan dua bangunan yang diyakini sebagai kerajaan milik raja tersohor dalam sejarah Islam, Kristen, dan Yahudi, Raja sekaligus Nabi Daud.
Klaim muncul setelah para arkeolog melakukan penggalian di situs yang mereka yakini sebagai benteng kota Yudea di Shaaraim sepanjang tahun lalu.
Shaaraim, kini lebih dikenal sebagai Khirbet Qeiyafa, adalah tempat yang dipercaya sebagai tempat Daud mengalahkan Goliat, seperti yang dikisahkan dalam Alkitab.
"Hingga saat ini, reruntuhan tersebut adalah bukti terbaik untuk membongkar benteng kota Raja Daud. Penemuan ini adalah bukti tak terbantahkan atas keberadaan pusat otoritas di Yehuda selama masa kepemimpinan Raja Daud," ujar Profesor Yossi Garfinkel dari Hebrew University dan Saar Ganor, pemimpin proyek penggalian.
Garfinkel dan Ganor menemukan dua bangunan yang dibangun sejak abad 10 SM di Jerusalem. Satu struktur bangunan diidentifikasi sebagai istana Daud, sedangkan yang lain diduga sebagai gudang besar milik istana tersebut.
"Bagian selatan dari istana besar yang membentang seluas 1.000 meter persegi ditemukan di bagian atas kota," demikian pernyataan Garfinkel dan ganor seperti dikutip Foxnews, Kamis (18/7/2013).
"Tembok yang mengurung istana punya panjang 30 meter dan sebuah gerbang masuk terdapat untuk mengantarkan orang ke gerbang selatan kota, di seberang Lembah Valley," imbuh kedua arkeolog itu.
Mereka menambahkan, di sekeliling istana terdapat ruangan dengan beragam instalasi seperti bejana tembikar dan pecahan bejana pualam. Temuan ini sekaligus menjadi bukti jika pada masa itu masyarakat Mesir telah mengenal industri logam.
Yoli Schwartz, juru bicara Israel Antiquities Authority (IAA), mengatakan, "Ini adalah satu-satunya situs yang ditemukan bersamaan dengan adanya material organik, termasuk biji zaitun, yang bisa dianalisis karbon."
Menurutnya, istana ini terletak di wilayah yang strategis, berada di pusat situs dan mampu mengontrol semua rumah yang ada di bawahnya. Bahkan dari tempat ini akan diperoleh pandangan yang luas mulai dari Laut Mediterania di sebelah barat serta Gunung Hebron dan Jerusalem di sebelah timur.
Meski temuan terdengar mencengangkan, tak semua sejarawan setuju. Beberapa sejarawan mengatakan bahwa istana dan kerajaan itu tak pernah ada. Jika ada, mungkin besarnya tak lebih besar dari Jerusalem. Kota Jerusalem sendiri tak lebih besar dari desa-desa umumnya.
Prof Aren Meir dari Bar Ilan University menyatakan setuju jika situs ini merupakan sebuah penemuan yang penting. Namun, menurutnya, para arkeolog terlalu mengandalkan Alkitab sebagai sumber bukti.
"Bisakah kita mengumpulkan argumen mengenai kerajaan Daud dan Salomo? Bagi saya, hal ini terlihat terlalu muluk," ujar Meir.
Ratusan artefak turut ditemukan dalam penggalian ini, mulai dari peralatan batu, bejana tembikar, segel, dan alat-alat keagamaan yang khas dari zaman itu. Bukti ini meyakinkan para ahli bahwa memang penemuan ini signifikan, meskipun belum tentu merupakan peninggalan dari kerajaan Daud.
IAA berharap bahwa penemuan ini akan membawa Khirbet Qeiyafa sebagai taman nasional yang mampu mengundang wisatawan untuk datang dan belajar mengenai kehidupan kerajaan pada masa kekuasaan Daud.