Ilustrasi |
Seorang ahli geologi mengatakan bahwa punahnya bahasa Sumeria kuno
disebabkan oleh kekeringan panjang yang terjadi 4.200 tahun silam.
Kekeringan tersebut berlangsung selama 200 tahun.
Dilansir dari Live Science, Jumat (7/11/2012), sampai saat ini tidak ada catatan yang secara eksplisit menyebut kekeringan sebagai penyebab kehancuran bangsa Sumeria. Akan tetapi, ada beberapa bukti arkeologis dan geologis yang menunjukkan peradaban Sumeria perlahan hancur karena kekeringan.
"Ini bukan soal satu musim panas atau dingin. Ini adalah kekeringan selama 200 sampai 300 tahun," ujar ahli geologi di Byrd Polar Research Center, Matt Konfirst.
Peradaban Sumeria mulai berjaya di Mesopotamia kuno pada 3.500 tahun silam, lokasinya adalah Iraq di masa kini. Sumeria kuno menemukan huruf paku, membangun roda dan busur pertama di dunia, serta menulis puisi epik pertama yang berjudul Gilgamesh.
Namun setelah 200 sampai 300 tahun pergolakan, peradaban Sumeria menghilang, tepatnya sekira 4.000 tahun silam. Bersamaan dengan hal itu, bahasa Sumeria pun turut punah.
Konfirst mengungkapkan, bukti pernah terjadi kekeringan panjang di sana pada masa tersebut diketahui melalui naiknya penguapan air di Laut Merah dan Laut Mati, turunnya tingkat air di Danau Van, Turki dan inti sedimen laut dari masa itu mengalami peningkatan kadar debu.
Berdasarkan penelitian situs purbakala Tell Leilan di Suriah, diketahui bahwa pada kisaran waktu yang sama, 74 persen hunian di Mesopotamia kuno ditinggalkan. Populasi penduduk di wilayah tersebut juga menyusut sampai 93 persen.
"Orang masih hidup di wilayah ini. Runtuhnya sebuah peradaban tidak berarti bahwa seluruh wilayah tersebut benar-benar diabaikan. Namun, terjadi perubahan tajam dalam hal populasi," terang Konfirst.
Dilansir dari Live Science, Jumat (7/11/2012), sampai saat ini tidak ada catatan yang secara eksplisit menyebut kekeringan sebagai penyebab kehancuran bangsa Sumeria. Akan tetapi, ada beberapa bukti arkeologis dan geologis yang menunjukkan peradaban Sumeria perlahan hancur karena kekeringan.
"Ini bukan soal satu musim panas atau dingin. Ini adalah kekeringan selama 200 sampai 300 tahun," ujar ahli geologi di Byrd Polar Research Center, Matt Konfirst.
Peradaban Sumeria mulai berjaya di Mesopotamia kuno pada 3.500 tahun silam, lokasinya adalah Iraq di masa kini. Sumeria kuno menemukan huruf paku, membangun roda dan busur pertama di dunia, serta menulis puisi epik pertama yang berjudul Gilgamesh.
Namun setelah 200 sampai 300 tahun pergolakan, peradaban Sumeria menghilang, tepatnya sekira 4.000 tahun silam. Bersamaan dengan hal itu, bahasa Sumeria pun turut punah.
Konfirst mengungkapkan, bukti pernah terjadi kekeringan panjang di sana pada masa tersebut diketahui melalui naiknya penguapan air di Laut Merah dan Laut Mati, turunnya tingkat air di Danau Van, Turki dan inti sedimen laut dari masa itu mengalami peningkatan kadar debu.
Berdasarkan penelitian situs purbakala Tell Leilan di Suriah, diketahui bahwa pada kisaran waktu yang sama, 74 persen hunian di Mesopotamia kuno ditinggalkan. Populasi penduduk di wilayah tersebut juga menyusut sampai 93 persen.
"Orang masih hidup di wilayah ini. Runtuhnya sebuah peradaban tidak berarti bahwa seluruh wilayah tersebut benar-benar diabaikan. Namun, terjadi perubahan tajam dalam hal populasi," terang Konfirst.
Sumber: Okezone.com