Cumi-cumi Humbolt |
Ribuan cumi-cumi berukuran sekira 0,3 meter berenang ke tepi pantai
California dan melakukan bunuh diri massal, pada pekan ini. Fenomena
seperti itu telah puluhan tahun dikaji, namun penyebabnya masih tetap
misterius.
Dilansir dari Live Science, Selasa (17/12/2012), salah satu hal yang diduga sebagai penyebabnya adalah racun dari alga yang dikenal sebagai ombak merah. Racun alga tersebut mempengaruhi cumi-cumi Humbolt dan menyebabkan hewan yang kehilangan orientasi itu berenang ke arah tepi pantai.
Pasalnya, ombak merah terjadi setiap tiga pekan sekali, sama dengan siklus terjadinya bunuh diri massal cumi-cumi Humbolt. "Ini bukan bukti secara langsung, tapi memiliki rentang waktu yang sama sehingga berhubungan," terang ahli biologi kelautan di Stanford University's Hopkins Marine Station, William Gilly.
Meskipun begitu, fenomena tersebut masih sebuah teka-teki. Ketika ilmuwan menguji cumi-cumi yang terdampar untuk mencari kandungan asam domoic yang berasal dari ombak merah, mereka hanya menemukan sedikit saja.
Zat kimia yang terkandung dalam ombak merah tersebut meniru wujud kimia otak yang bernama glutamat. Namun asam domoic 10 ribu kali lebih kuat dibandingkan glutamat. Pada level tinggi, racun tersebut bisa membuat sel otak menjadi gila.
Bila kerang yang terkontaminasi racun ombak merah itu termakan manusia, maka bisa memicu amnesia. Racun tersebut menghancurkan pusat memori otak atau hippocampus.
Dilansir dari Live Science, Selasa (17/12/2012), salah satu hal yang diduga sebagai penyebabnya adalah racun dari alga yang dikenal sebagai ombak merah. Racun alga tersebut mempengaruhi cumi-cumi Humbolt dan menyebabkan hewan yang kehilangan orientasi itu berenang ke arah tepi pantai.
Pasalnya, ombak merah terjadi setiap tiga pekan sekali, sama dengan siklus terjadinya bunuh diri massal cumi-cumi Humbolt. "Ini bukan bukti secara langsung, tapi memiliki rentang waktu yang sama sehingga berhubungan," terang ahli biologi kelautan di Stanford University's Hopkins Marine Station, William Gilly.
Meskipun begitu, fenomena tersebut masih sebuah teka-teki. Ketika ilmuwan menguji cumi-cumi yang terdampar untuk mencari kandungan asam domoic yang berasal dari ombak merah, mereka hanya menemukan sedikit saja.
Zat kimia yang terkandung dalam ombak merah tersebut meniru wujud kimia otak yang bernama glutamat. Namun asam domoic 10 ribu kali lebih kuat dibandingkan glutamat. Pada level tinggi, racun tersebut bisa membuat sel otak menjadi gila.
Bila kerang yang terkontaminasi racun ombak merah itu termakan manusia, maka bisa memicu amnesia. Racun tersebut menghancurkan pusat memori otak atau hippocampus.