Ilustrasi menanam pohon. |
Tidak semua pohon mengandalkan akar untuk menyerap air. Sejumlah pohon
tropis bisa menggunakan daun untuk menangkap uap air. Hal itu dilakukan
saat akar tidak lagi mampu mengais air dalam jumlah optimal.
"Pohon tropis yang kehausan bisa menyedot air dari awan yang menggantung rendah," ujar Greg Goldsmith, mahasiswa pascasarjana dari University of California, Berkeley, Senin 17 Desember 2012.
Ia mengatakan, pengetahuan umum menyebutkan air memasuki tubuh tumbuhan melalui akar, lalu bergerak ke atas lewat cabang-cabang. Air kemudian keluar dari daun berbentuk uap. "Tapi itu bukan keseluruhan cerita," imbuh Goldsmith.
Dalam percobaannya, Goldsmith dan rekan-rekannya membuat "daun" pendeteksi kelembapan udara. Daun buatan itu digunakan untuk mempelajari pola basah daun yang disebabkan selimut awan rendah di hutan hujan tropis dataran tinggi Monteverde di Kosta Rika.
Mereka juga memasang sejumlah sensor kecil di cabang-cabang tumbuhan untuk mendeteksi adanya aliran air yang memasuki daun ketika mereka basah. "Dengan sensor ini kami mengamati air yang masuk dari daun dan bergerak turun ke batang lewat cabang," ujarnya.
Mekanisme unik ini, kata Goldsmith, merupakan bentuk adaptasi yang membantu pohon memperoleh air dalam jumlah cukup saat tidak sering terjadi hujan. Sebab, banyak hutan tropis dataran tinggi mengalami musim kemarau tahunan. Saat memasuki musim ini, sumber air utama bukanlah hujan, melainkan kelembapan dari awan.
"Ini adalah saat yang tepat bagi pohon untuk menimba air sebanyak mungkin melalui daun mereka," ujar Goldsmith. Fenomena ini, yang dijelaskan lebih detail dalam jurnal Ecology Letters, ternyata juga dijumpai di hutan redwood di California, Amerika Serikat.
"Pohon tropis yang kehausan bisa menyedot air dari awan yang menggantung rendah," ujar Greg Goldsmith, mahasiswa pascasarjana dari University of California, Berkeley, Senin 17 Desember 2012.
Ia mengatakan, pengetahuan umum menyebutkan air memasuki tubuh tumbuhan melalui akar, lalu bergerak ke atas lewat cabang-cabang. Air kemudian keluar dari daun berbentuk uap. "Tapi itu bukan keseluruhan cerita," imbuh Goldsmith.
Dalam percobaannya, Goldsmith dan rekan-rekannya membuat "daun" pendeteksi kelembapan udara. Daun buatan itu digunakan untuk mempelajari pola basah daun yang disebabkan selimut awan rendah di hutan hujan tropis dataran tinggi Monteverde di Kosta Rika.
Mereka juga memasang sejumlah sensor kecil di cabang-cabang tumbuhan untuk mendeteksi adanya aliran air yang memasuki daun ketika mereka basah. "Dengan sensor ini kami mengamati air yang masuk dari daun dan bergerak turun ke batang lewat cabang," ujarnya.
Mekanisme unik ini, kata Goldsmith, merupakan bentuk adaptasi yang membantu pohon memperoleh air dalam jumlah cukup saat tidak sering terjadi hujan. Sebab, banyak hutan tropis dataran tinggi mengalami musim kemarau tahunan. Saat memasuki musim ini, sumber air utama bukanlah hujan, melainkan kelembapan dari awan.
"Ini adalah saat yang tepat bagi pohon untuk menimba air sebanyak mungkin melalui daun mereka," ujar Goldsmith. Fenomena ini, yang dijelaskan lebih detail dalam jurnal Ecology Letters, ternyata juga dijumpai di hutan redwood di California, Amerika Serikat.
Sumber: Tempo.co