Astronom Amerika Serikat (AS) menyatakan, satelit Korea Utara (Korut)
yang baru saja diluncurkan adalah satelit rusak. Meski demikian, satelit
itu akan tetap berada di orbit dalam beberapa tahun dan tidak mungkin
jatuh dalam waktu yang singkat.
"Satelit ini hilang kendali dan kami tidak bisa menangkap sistem transmisinya," ujar seorang astronom dari Harvard, Jonathan McDowell, seperti dikutip Associated Press, Selasa (18/12/2012).
McDowell pun memprediksi bahwa satelit itu akan tetap berada di orbit selama beberapa tahun. Kerusakan satelit itu ada pada sistem stabilisatornya, meski demikian, hal itu masih belum diketahui secara mendetil.
Peluncuran satelit itu dilakukan Korut lewat peluncuran roket jarak jauh yang cukup menuai kecaman. Program antariksa negeri komunis itu memang menjadi suatu hal yang dilarang dalam Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Namun bagi Korut, peluncuran satelit itu menandai sebuah prestasi keberhasilan Kim Jong Un memimpin Korut. Sebagai negara miskin, Korut dikritik karena lebih mementingkan peluncuran roket tersebut, dibandingkan harus memberi makan kepada rakyatnya.
Namun kritikan itu tidak membuat Korut menyerah dan Korut pun menjadi salah satu negara yang mampu mengorbitkan sebuah satelit di luar angkasa.
Meski Korut dikecam terus menerus, Korut menegaskan bahwa, program antariksa itu merupakan program riset yang damai. Satelit yang memiliki ukuran sebesar mesin cuci itu, membawa kamera dan terus mengawasi aktivitas di bumi.
"Satelit ini hilang kendali dan kami tidak bisa menangkap sistem transmisinya," ujar seorang astronom dari Harvard, Jonathan McDowell, seperti dikutip Associated Press, Selasa (18/12/2012).
McDowell pun memprediksi bahwa satelit itu akan tetap berada di orbit selama beberapa tahun. Kerusakan satelit itu ada pada sistem stabilisatornya, meski demikian, hal itu masih belum diketahui secara mendetil.
Peluncuran satelit itu dilakukan Korut lewat peluncuran roket jarak jauh yang cukup menuai kecaman. Program antariksa negeri komunis itu memang menjadi suatu hal yang dilarang dalam Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Namun bagi Korut, peluncuran satelit itu menandai sebuah prestasi keberhasilan Kim Jong Un memimpin Korut. Sebagai negara miskin, Korut dikritik karena lebih mementingkan peluncuran roket tersebut, dibandingkan harus memberi makan kepada rakyatnya.
Namun kritikan itu tidak membuat Korut menyerah dan Korut pun menjadi salah satu negara yang mampu mengorbitkan sebuah satelit di luar angkasa.
Meski Korut dikecam terus menerus, Korut menegaskan bahwa, program antariksa itu merupakan program riset yang damai. Satelit yang memiliki ukuran sebesar mesin cuci itu, membawa kamera dan terus mengawasi aktivitas di bumi.