Ilustrasi |
Sejumlah ilmuwan AS mengungkap rahasia molekul obat-obatan China herbal yang telah digunakan lebih dari dua ribu tahun.
Ramuan herbal itu adalah ekstrak akar tanaman bunga hydrangea biru yang biasa disebut "chang shan" dalam bahasa Chia atau "Dichroa febrifuga Lour" dalam Latin.
"Penemuan kami memecahkan misteri mengatasi demam dari infeksi malaria yang telah diterapkan sejak dua ribu tahun atau lebih," kata Kepala Tim Ilmuwan Scripps Research Institute di California, Paul Schimmel, seperti dilansir AFP.
Studi Schimmel dan timnya dalam jurnal Nature memaparkan molekul halofuginone dalam tanaman bunga itu mampu mencegah sel imun Th17.
Sel Th 17 menyerang sel-sel sehat pada tubuh dan menyebabkan peradangan sebagai gejala demam.
Molekul halofugione itu menghambat protein dalam memproduksi sel Th17 "jahat" yang disebut transfer RNA (tRNA), tapi tidak pada sel yang "baik".
Halofuginone juga mencegah pembentukan protein serupa pada parasit malaria dalam darah.
Tim Schimmel telah menguji halofuginone pada manusia dalam skala kecil untuk mengobati kanker dan distrofi otot.
Para farmakolog juga melihat molekul itu sebagai alat untuk melawan penyakit radang usus dan rematik arthritis yang merupakan penyakit auto-imun.
Ramuan herbal itu adalah ekstrak akar tanaman bunga hydrangea biru yang biasa disebut "chang shan" dalam bahasa Chia atau "Dichroa febrifuga Lour" dalam Latin.
"Penemuan kami memecahkan misteri mengatasi demam dari infeksi malaria yang telah diterapkan sejak dua ribu tahun atau lebih," kata Kepala Tim Ilmuwan Scripps Research Institute di California, Paul Schimmel, seperti dilansir AFP.
Studi Schimmel dan timnya dalam jurnal Nature memaparkan molekul halofuginone dalam tanaman bunga itu mampu mencegah sel imun Th17.
Sel Th 17 menyerang sel-sel sehat pada tubuh dan menyebabkan peradangan sebagai gejala demam.
Molekul halofugione itu menghambat protein dalam memproduksi sel Th17 "jahat" yang disebut transfer RNA (tRNA), tapi tidak pada sel yang "baik".
Halofuginone juga mencegah pembentukan protein serupa pada parasit malaria dalam darah.
Tim Schimmel telah menguji halofuginone pada manusia dalam skala kecil untuk mengobati kanker dan distrofi otot.
Para farmakolog juga melihat molekul itu sebagai alat untuk melawan penyakit radang usus dan rematik arthritis yang merupakan penyakit auto-imun.
Sumber: Antaranews.com