Fosil Dalam Kepompong |
Dilansir dari Live Science, Minggu (9/12/2012), kepompong pembungkus fosil tersebut tampak seperti yang dihasilkan oleh lintah hidup. Misalnya oleh lintah yang biasa digunakan dalam pengobatan, Hirudo medicinalis.
Sementara di dalam kepompong itu adalah seekor hewan berbentuk bel yang mirip dengan marga Vorticella (sejenis protozoa). Tubuh hewan tersebut hanya berukuran 25 mikron atau setara dengan lebar rambut manusia, dan memiliki ekor berbentuk ulir.
Hewan mikroskopis tersebut hidup di periode Triassic akhir, ketika suhu Bumi sudah cukup hangat dan hutan hujan lebat menyelimuti pegunungan yang saat ini dikenal sebagai Transantartic Mountain Range.
Hal yang lebih menakjubkan adalah fakta bahwa mahluk mikroskopis bertubuh lembut itu bisa bertahan dalam waktu yang panjang. Pasalnya mengawetkan organisme seperti itu untuk waktu panjang merupakan sesuatu yang sulit dan membutuhkan intervensi luar agar lapisannya tidak rusak.
"Pengawetan yang terjadi ini cukup aneh, namun organisme yang bertubuh lembut biasanya tidak menjadi fosil kecuali mereka dengan cepat terkurung dalam sebuah medium yang bisa mencegah penguraian," terang peneliti sekaligus ahli paleobotani dari Biodiversity Institute di University of Kansas, Benjamin Bomfleur.