Petani tomat |
Gen yang bertugas mengatur
pematangan buah telah teridentifikasi oleh para ilmuwan. Dengan
penemuan ini, petani bisa meningkatkan hasil panennya.
Gen baru tersebut bisa mengontrol kloroplas, struktur kecil di dalam sel-sel tanaman yang bertanggungjawab untuk fotosintesis. Penelitian ini menyoroti salah satu dari banyak cara bahwa ilmu pengetahuan membantu aktivitas manusia. Proses pemasakan dapat terjadi dengan cepat. Selain itu petani dapat memamen buah dan sayuran hanya beberapa hari.
Ahli bioteknologi dari Universitas Leicester telah menemukan gen dalam inti sel tumbuhan dengan kode protein yang mengatur perkembangan kloroplas melalui proses yang disebut sistem proteasome ubiquitin. Tim peneliti menyelidiki potensi manfaat penemuan ini dalam tanaman supaya mempengaruhi pematangan buah seperti tomat, paprika maupun jeruk.
"Pekerjaan kami menunjukkan bahwa UPS juga bertindak pada kloroplas, yang bertanggungjawab terhadap reaksi fotosintesis oleh sinar matahari," ujar Profesor Paul Jarvis, pemimpin proyek ini. Menurutnya, identifikasi hubungan tersebut tak terduga sebelumnya antara UPS dan kloroplas. Ini merupakan terobosan besar dalam biologi dan memungkinkan manipulasi fungsi kloroplas pada tanaman.
Para peneliti berharap mereka dapat menggunakan protein spesifik untuk mengkonversi kloroplas menjadi kloroplas berpigmen tinggi selama pematangan buah.
Kantor University Enterprise & Business Development telah mengajukan permohonan paten terhadap penemuan ini. Namun, Uni Eropa memiliki beberapa peraturan dunia yang cukup ketat untuk penggunaan tanaman transgenik.
Penelitian ini didanai oleh hibah dari Biotechnology dan Biological Sciences Research Council. "Kami ingin memastikan bahwa makanan yang tersedia cukup sehat dan berkelanjutan untuk pertumbuhan populasi. Maka perlu mencari berbagai solusi baru seperti meningkatkan hasil panen dan mengurangi limbah makanan," ujar Profesor Douglas Kell, pemimpin eksekutif Biotechnology dan Biological Sciences Research Council.
Menurutnya penemuan ini membawa satu langkah lebih dekat untuk mengontrol pematangan buah maupun sayuran. Sehingga petani memiliki fleksibilitas yang lebih besar ketika memasok makanan ini dalam kondisi terbaik.
Gen baru tersebut bisa mengontrol kloroplas, struktur kecil di dalam sel-sel tanaman yang bertanggungjawab untuk fotosintesis. Penelitian ini menyoroti salah satu dari banyak cara bahwa ilmu pengetahuan membantu aktivitas manusia. Proses pemasakan dapat terjadi dengan cepat. Selain itu petani dapat memamen buah dan sayuran hanya beberapa hari.
Ahli bioteknologi dari Universitas Leicester telah menemukan gen dalam inti sel tumbuhan dengan kode protein yang mengatur perkembangan kloroplas melalui proses yang disebut sistem proteasome ubiquitin. Tim peneliti menyelidiki potensi manfaat penemuan ini dalam tanaman supaya mempengaruhi pematangan buah seperti tomat, paprika maupun jeruk.
"Pekerjaan kami menunjukkan bahwa UPS juga bertindak pada kloroplas, yang bertanggungjawab terhadap reaksi fotosintesis oleh sinar matahari," ujar Profesor Paul Jarvis, pemimpin proyek ini. Menurutnya, identifikasi hubungan tersebut tak terduga sebelumnya antara UPS dan kloroplas. Ini merupakan terobosan besar dalam biologi dan memungkinkan manipulasi fungsi kloroplas pada tanaman.
Para peneliti berharap mereka dapat menggunakan protein spesifik untuk mengkonversi kloroplas menjadi kloroplas berpigmen tinggi selama pematangan buah.
Kantor University Enterprise & Business Development telah mengajukan permohonan paten terhadap penemuan ini. Namun, Uni Eropa memiliki beberapa peraturan dunia yang cukup ketat untuk penggunaan tanaman transgenik.
Penelitian ini didanai oleh hibah dari Biotechnology dan Biological Sciences Research Council. "Kami ingin memastikan bahwa makanan yang tersedia cukup sehat dan berkelanjutan untuk pertumbuhan populasi. Maka perlu mencari berbagai solusi baru seperti meningkatkan hasil panen dan mengurangi limbah makanan," ujar Profesor Douglas Kell, pemimpin eksekutif Biotechnology dan Biological Sciences Research Council.
Menurutnya penemuan ini membawa satu langkah lebih dekat untuk mengontrol pematangan buah maupun sayuran. Sehingga petani memiliki fleksibilitas yang lebih besar ketika memasok makanan ini dalam kondisi terbaik.