Boleh jadi ramalan suku Maya kuno tentang kiamat yang akan terjadi pada tanggal 21 Desember 2012 hanyalah hoax, namun ada 'kiamat' lain yang siap menanti.
Dalam hal ini, memang bukan kiamat dalam artian sesungguhnya, melainkan akhir dari kebebasan berekspresi, beraktivitas dan melakukan penjelajahan di internet. Di bulan Desember ini, akan diadakan satu konferensi yang bernama World Conference on International Telecommunications (WCIT).
Konferensi yang rencananya akan dihelat minggu depan ini akan membahas dan memperbarui peraturan-peraturan internet yang selama ini berlaku. Info World (30/11) melansir bahwa memang ada sisi positif dari konferensi itu, namun di balik itu semua, nantinya tidak ada lagi kebebasan dalam penggunaan internet.
Ada pihak-pihak tertentu yang akan menjadi 'polisi' di internet. Dengan munculnya pihak yang menurut beberapa pakar adalah diktator baru di dunia internet maka ada kemungkinan semua aktivitas, semua email dan segala hal yang dilakukan oleh pengguna internet dapat dilacak, direkam dan lebih parahnya dapat dimanfaatkan untuk tujuan lain.
Bahkan WCIT Leaks menyoroti bahwa dengan dihelatnya acara yang rencananya akan mengundang 193 negara anggota tersebut akan merusak sisi kebebasan berekspresi dan beraktivitas di internet.
Tidak hanya itu saja, apapun hasil yang diputuskan nantinya juga hanya akan menguntungkan pihak anggota International Telecommunication Union (ITU) serta tidak akan ada yang namanya transparansi.
Banyak pihak yang tidak begitu setuju dengan perhelatan ini. Salah satu contohnya adalah Google. Perusahaan raksasa ini dengan terang-terangan membuat satu laman baru di situsnya berjudul Take Action.
Laman ini bertujuan untuk mengajak pengguna internet lain yang sepaham dengan mereka-mereka yang tidak setuju dengan perhelatan WCIT ini. Selain Google, banyak pihak lain yang juga melakukan tindakan serupa, seperti contohnya yang dilakukan oleh dua peneliti dari George Mason University.
Dalam hal ini, memang bukan kiamat dalam artian sesungguhnya, melainkan akhir dari kebebasan berekspresi, beraktivitas dan melakukan penjelajahan di internet. Di bulan Desember ini, akan diadakan satu konferensi yang bernama World Conference on International Telecommunications (WCIT).
Konferensi yang rencananya akan dihelat minggu depan ini akan membahas dan memperbarui peraturan-peraturan internet yang selama ini berlaku. Info World (30/11) melansir bahwa memang ada sisi positif dari konferensi itu, namun di balik itu semua, nantinya tidak ada lagi kebebasan dalam penggunaan internet.
Ada pihak-pihak tertentu yang akan menjadi 'polisi' di internet. Dengan munculnya pihak yang menurut beberapa pakar adalah diktator baru di dunia internet maka ada kemungkinan semua aktivitas, semua email dan segala hal yang dilakukan oleh pengguna internet dapat dilacak, direkam dan lebih parahnya dapat dimanfaatkan untuk tujuan lain.
Bahkan WCIT Leaks menyoroti bahwa dengan dihelatnya acara yang rencananya akan mengundang 193 negara anggota tersebut akan merusak sisi kebebasan berekspresi dan beraktivitas di internet.
Tidak hanya itu saja, apapun hasil yang diputuskan nantinya juga hanya akan menguntungkan pihak anggota International Telecommunication Union (ITU) serta tidak akan ada yang namanya transparansi.
Banyak pihak yang tidak begitu setuju dengan perhelatan ini. Salah satu contohnya adalah Google. Perusahaan raksasa ini dengan terang-terangan membuat satu laman baru di situsnya berjudul Take Action.
Laman ini bertujuan untuk mengajak pengguna internet lain yang sepaham dengan mereka-mereka yang tidak setuju dengan perhelatan WCIT ini. Selain Google, banyak pihak lain yang juga melakukan tindakan serupa, seperti contohnya yang dilakukan oleh dua peneliti dari George Mason University.
Perhelatan WCIT ini akan dilaksanakan pada tanggal 03 sampai 14 Desember nanti di Dubai.
Apakah Anda akan diam saja, ketika 'kiamat'
internet itu datang? Apabila Anda tidak setuju dengan pemberangusan
kebebasan berinternet maka Anda dapat mengakses Google Take Action ini.
Sumber: Merdeka.com