Barack Obama. REUTERS/Jim Bourg |
Barack Obama dianggap
menua dari usia yang sebenarnya dan mengalami "hidup yang keras" selama
menjalani masa jabatan pertama. Padahal, untuk usia yang sama, banyak
pria AS tak mengalaminya. Apakah jabatan presiden AS adalah killer job?
"Apakah menjadi presiden buruk bagi kesehatan? Saya tak bisa berpikir tak demikian," kata sosiolog Jay Olshansky, yang tahun lalu menulis mitos penuaan presiden dalam sebuah makalah yang diterbitkan oleh Journal of American Medical Association.
"Anda harus dapat menahan kerasnya stres, tentu saja, untuk menjadi presiden. Saya pikir itu sebabnya stres tidak banyak menjadi masalah bagi mereka," kata Olshanksy, profesor kesehatan masyarakat di University of Illinois di Chicago. "Saya menduga stres yang mereka alami sebenarnya menguntungkan, kecuali bagi rambut mereka."
Menguntungkan, karena menempanya menjadi pemimpin yang makin tangguh.
Ia mempersandingkan foto Obama sebelum menjabat dan setelahmenjadi presiden. Juga foto-foto presiden lainnya: Abraham Lincoln yang dahinya sangat berkerut, kantong mata Jimmy Carter, dan menuanya wajah Bill Clinton di hari-hari terakhir masa jabatan mereka.
Stres? Mungkin, katanya. Bisa membunuh? Tidak, menurut penelitian Olshansky.
Olshansky menggunakan ulang tahun, tanggal pelantikan, dan tahun kematian setiap presiden untuk menentukan bahwa dua pertiga (68 persen) dari orang-orang yang telah bekerja keras di Oval Office hidup lebih lama daripada rentang hidup yang diharapkan dari era mereka, tidak termasuk mereka yang dibunuh.
Menurutnya, delapan presiden pertama AS berusia rata-rata 79,8 tahun. Rentang usia ini bahkan mengalahkan umur rata-rata untuk laki-laki hari ini di AS (76,2 tahun).
"Mitos bahwa usia presiden dua kali lebih cepat dari orang lain adalah murni didasarkan pada bagaimana mereka melihat, bukan pada data. Anda secara lahiriah melihat bahwa mereka dengan cepat (lebih) menua, tetapi mereka tidak mati lebih cepat," kata Dr Robert Shmerling, kepala klinik rematologi di Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston. Dia menulis ulang studi Olshansky untuk kolom yang ditulisnya tentang mitos medis.
Menurut Olshansky, reaksi normal tubuh terhadap stres adalah dengan tumbuh uban lebih cepat dan kerutan pada kulit. "Tapi itu tidak berarti semua aspek lain dari penuaan menjadi lebih cepat," katanya.
Jadi, sementara rambut Obama kian memutih dan wajahnya tampak menua, tidak berarti dia memiliki risiko yang lebih tinggi dari penyakit jantung atau kanker, kata Olshanksy.
"Apakah menjadi presiden buruk bagi kesehatan? Saya tak bisa berpikir tak demikian," kata sosiolog Jay Olshansky, yang tahun lalu menulis mitos penuaan presiden dalam sebuah makalah yang diterbitkan oleh Journal of American Medical Association.
"Anda harus dapat menahan kerasnya stres, tentu saja, untuk menjadi presiden. Saya pikir itu sebabnya stres tidak banyak menjadi masalah bagi mereka," kata Olshanksy, profesor kesehatan masyarakat di University of Illinois di Chicago. "Saya menduga stres yang mereka alami sebenarnya menguntungkan, kecuali bagi rambut mereka."
Menguntungkan, karena menempanya menjadi pemimpin yang makin tangguh.
Ia mempersandingkan foto Obama sebelum menjabat dan setelahmenjadi presiden. Juga foto-foto presiden lainnya: Abraham Lincoln yang dahinya sangat berkerut, kantong mata Jimmy Carter, dan menuanya wajah Bill Clinton di hari-hari terakhir masa jabatan mereka.
Stres? Mungkin, katanya. Bisa membunuh? Tidak, menurut penelitian Olshansky.
Olshansky menggunakan ulang tahun, tanggal pelantikan, dan tahun kematian setiap presiden untuk menentukan bahwa dua pertiga (68 persen) dari orang-orang yang telah bekerja keras di Oval Office hidup lebih lama daripada rentang hidup yang diharapkan dari era mereka, tidak termasuk mereka yang dibunuh.
Menurutnya, delapan presiden pertama AS berusia rata-rata 79,8 tahun. Rentang usia ini bahkan mengalahkan umur rata-rata untuk laki-laki hari ini di AS (76,2 tahun).
"Mitos bahwa usia presiden dua kali lebih cepat dari orang lain adalah murni didasarkan pada bagaimana mereka melihat, bukan pada data. Anda secara lahiriah melihat bahwa mereka dengan cepat (lebih) menua, tetapi mereka tidak mati lebih cepat," kata Dr Robert Shmerling, kepala klinik rematologi di Beth Israel Deaconess Medical Center di Boston. Dia menulis ulang studi Olshansky untuk kolom yang ditulisnya tentang mitos medis.
Menurut Olshansky, reaksi normal tubuh terhadap stres adalah dengan tumbuh uban lebih cepat dan kerutan pada kulit. "Tapi itu tidak berarti semua aspek lain dari penuaan menjadi lebih cepat," katanya.
Jadi, sementara rambut Obama kian memutih dan wajahnya tampak menua, tidak berarti dia memiliki risiko yang lebih tinggi dari penyakit jantung atau kanker, kata Olshanksy.