Warga Desa Bali Nuraga berada di pengungsian |
Sembilan jenazah korban kerusuhan warga di Lampung Selatan dikremasi
dalam prosesi Ngaben di Lempasing, Telukbetung, Bandar Lampung.
Kesembilan warga desa Bali Nuraga dan Sidoreno yang meninggal saat pertikaian antarkampung tersebut yakni Rusnadi alias Made Patis (55), Pan Malini alias Nyoman Sukarna (60), Terat Ratminingsih alias Wayan Paing (56), Wayan Kare (40), Muriyati (55), Gede Semarajaya (30), Pan Kare (60) Ketut Buder (65), dan Pan Ladri alias Ketut Parta (60).
Kabid Humas Polda Lampung mengatakan, kesembilan warga tersebut adalah korban yang tewas dalam bentrokan yang terjadi pada Senin, 29 Oktober lalu.
Semula kesembilan korban itu sulit diidentifikasi karena kondisi yang tidak sempurna dan tanpa tanda pengenal.
Konflik antarwarga yang terjadi di Desa Bali Nuraga, Way Panji, Lampung Selatan telah menelan korban sebanyak 12 orang dan ratusan rumah terbakar. Kondisi ini juga menyebabkan sekira 2.000 orang mengungsi.
Kesembilan warga desa Bali Nuraga dan Sidoreno yang meninggal saat pertikaian antarkampung tersebut yakni Rusnadi alias Made Patis (55), Pan Malini alias Nyoman Sukarna (60), Terat Ratminingsih alias Wayan Paing (56), Wayan Kare (40), Muriyati (55), Gede Semarajaya (30), Pan Kare (60) Ketut Buder (65), dan Pan Ladri alias Ketut Parta (60).
Kabid Humas Polda Lampung mengatakan, kesembilan warga tersebut adalah korban yang tewas dalam bentrokan yang terjadi pada Senin, 29 Oktober lalu.
Semula kesembilan korban itu sulit diidentifikasi karena kondisi yang tidak sempurna dan tanpa tanda pengenal.
Konflik antarwarga yang terjadi di Desa Bali Nuraga, Way Panji, Lampung Selatan telah menelan korban sebanyak 12 orang dan ratusan rumah terbakar. Kondisi ini juga menyebabkan sekira 2.000 orang mengungsi.