Lokasi ditemukannya makam putri Sheretnebty |
Makam kuno seorang puteri
Mesir ditemukan di sebelah selatan Kairo. Uniknya, makam ini
tersembunyi di antara dasar batuan dan dikelilingi oleh makam para hakim
yang terdiri dari empat makam pejabat tinggi.
Diduga berasal dari 2500 SM, struktur bangunan makam ini dibangun pada periode kedua di Dinasti Kelima kerajaan. Para arkeolog bingung, mengapa makam putri ini berada di kawasan kuburan Abusir Selatan, di antara para pejabat non kerajaan.
Padahal, sebagian besar anggota keluarga kerajaan pada Dinasti Kelima dimakamkan 1,2 mil (2 km) sebelah utara, di bagian tengah kawasan Abusir atau lebih ke arah selatan Saqqara. Saqqara merupakan kawasan pemakaman besar yang terletak di ibukota Memphis yang terkenal dengan nama Piramida Djoser Step.
Para peneliti belum yakin apakah di makam ini benar-benar berisi tulang dan benda-benda dari seorang puteri kerajaan, karena penelitian masih terus berlangsung.
Menurut Miroslav Barta, Direktur Penelitian, saat menjelaskan kepada LiveScience, meskipun belum pasti, tapi para peneliti menemukan beberapa fragmen dari bantalan pintu yang bertuliskan nama Sheretnebty. Itu merupakan nama dari seorang puteri raja.
"Dengan penemuan unik ini kita telah membuka bab baru dalam sejarah Necropolis Abusir dan Saqqara," kata Barta dari Institut Egyptology Ceko di Universitas Charles, Praha.
Barta dan para peneliti lain berpikir, pembangunan makam kuno ini dibuat secara alami pada dasar batuan. Sehingga, ini menciptakan makam puteri raja yang memanjang ke bawah sedalam 13 kaki atau 4 meter, dan di atasnya dikelilingi oleh makam Mastaba. Mastaba adalah jenis makam Mesir Kuno yang strukturnya berbentuk persegi panjang dan memiliki atap yang datar.
Di kawasan makan tersebut terdapat sebuah tangga yang terbuat dari batu kapur yang mengarah dari utara ke selatan di antara makam para hakim. Selain itu terdapat empat pilar beratap dari batu kapur yang memiliki ukiran tulisan hieroglif yang memiliki arti:
"Tubuh milik putri raja, yang tercinta, terbaring mulia di depan Tuhan yang Maha Besar, Sheretnebty".
Ia mengaku sangat beruntung menemukan bukti baru ini. "Kita bisa kembali ke masa lalu dengan mendokumentasikan kehidupan dan kematian seseorang pada era piramida besar," ujarnya.
Diduga berasal dari 2500 SM, struktur bangunan makam ini dibangun pada periode kedua di Dinasti Kelima kerajaan. Para arkeolog bingung, mengapa makam putri ini berada di kawasan kuburan Abusir Selatan, di antara para pejabat non kerajaan.
Padahal, sebagian besar anggota keluarga kerajaan pada Dinasti Kelima dimakamkan 1,2 mil (2 km) sebelah utara, di bagian tengah kawasan Abusir atau lebih ke arah selatan Saqqara. Saqqara merupakan kawasan pemakaman besar yang terletak di ibukota Memphis yang terkenal dengan nama Piramida Djoser Step.
Para peneliti belum yakin apakah di makam ini benar-benar berisi tulang dan benda-benda dari seorang puteri kerajaan, karena penelitian masih terus berlangsung.
Menurut Miroslav Barta, Direktur Penelitian, saat menjelaskan kepada LiveScience, meskipun belum pasti, tapi para peneliti menemukan beberapa fragmen dari bantalan pintu yang bertuliskan nama Sheretnebty. Itu merupakan nama dari seorang puteri raja.
"Dengan penemuan unik ini kita telah membuka bab baru dalam sejarah Necropolis Abusir dan Saqqara," kata Barta dari Institut Egyptology Ceko di Universitas Charles, Praha.
Barta dan para peneliti lain berpikir, pembangunan makam kuno ini dibuat secara alami pada dasar batuan. Sehingga, ini menciptakan makam puteri raja yang memanjang ke bawah sedalam 13 kaki atau 4 meter, dan di atasnya dikelilingi oleh makam Mastaba. Mastaba adalah jenis makam Mesir Kuno yang strukturnya berbentuk persegi panjang dan memiliki atap yang datar.
Di kawasan makan tersebut terdapat sebuah tangga yang terbuat dari batu kapur yang mengarah dari utara ke selatan di antara makam para hakim. Selain itu terdapat empat pilar beratap dari batu kapur yang memiliki ukiran tulisan hieroglif yang memiliki arti:
"Tubuh milik putri raja, yang tercinta, terbaring mulia di depan Tuhan yang Maha Besar, Sheretnebty".
Ia mengaku sangat beruntung menemukan bukti baru ini. "Kita bisa kembali ke masa lalu dengan mendokumentasikan kehidupan dan kematian seseorang pada era piramida besar," ujarnya.