Ilustrasi |
Sebuah tim ilmuwan dari
Sekolah Ilmu Alam Bristol, Inggris, berhasil menelusuri makhluk hidup
pertama yang dapat melihat. Riset mengindikasikan bahwa indra
penglihatan baru berkembang sejak 700 juta tahun lalu.
"Ubur-ubur adalah makhluk hidup pertama yang mengembangkan kemampuan mendeteksi cahaya," ujar Davide Pisani, yang memimpin penelitian itu pada Senin 5 November 2012. Kemampuan mendeteksi cahaya adalah cikal bakal indra penglihatan modern.
Para ilmuwan telah lama memperdebatkan kapan persisnya spesies purba pertama kali mampu mengenali cahaya. Pendapat terbelah menjadi dua kubu, antara spesies spons atau ubur-ubur yang menjadi hewan pertama pemilik opsin, semacam reseptor protein ganda yang peka cahaya di sel-sel fotoreseptor retina.
Pisani dan timnya lantas mengamati kelompok spesies spons baru bernama Oscarella carmeladan dan dibandingkan dengan ubur-ubur Cnidaria. Keduanya adalah sekelompok hewan yang diduga memiliki mata primitif.
Model komputer digunakan untuk memberikan gambaran rinci tentang kapan dan bagaimana opsin berevolusi. Pisani menyempurnakan kerjanya dengan melakukan analisis komputasi untuk menguji setiap hipotesis pembentukan awal opsin.
Analisis melibatkan informasi genom semua hewan dari garis keturunan yang dianggap relevan dengan nenek moyang yang pertama kali mengembangkan opsin. Hasilnya, opsin diperkirakan muncul pertama kali pada 700 tahun lalu.
"Opsin ini dianggap ''buta'' dan belum mengalami perubahan genetik utama selama rentang 11 juta tahun sampai akhirnya dapat mendeteksi cahaya," ujar Pisani.
Ia mengatakan, penelitian ini berperan besar untuk menelusuri asal-usul penglihatan makhluk hidup. "Ini adalah penemuan yang mengejutkan. Penelitian kami menyiratkan petunjuk tentang kapan dan bagaimana penglihatan pada manusia berevolusi," kata dia.
"Ubur-ubur adalah makhluk hidup pertama yang mengembangkan kemampuan mendeteksi cahaya," ujar Davide Pisani, yang memimpin penelitian itu pada Senin 5 November 2012. Kemampuan mendeteksi cahaya adalah cikal bakal indra penglihatan modern.
Para ilmuwan telah lama memperdebatkan kapan persisnya spesies purba pertama kali mampu mengenali cahaya. Pendapat terbelah menjadi dua kubu, antara spesies spons atau ubur-ubur yang menjadi hewan pertama pemilik opsin, semacam reseptor protein ganda yang peka cahaya di sel-sel fotoreseptor retina.
Pisani dan timnya lantas mengamati kelompok spesies spons baru bernama Oscarella carmeladan dan dibandingkan dengan ubur-ubur Cnidaria. Keduanya adalah sekelompok hewan yang diduga memiliki mata primitif.
Model komputer digunakan untuk memberikan gambaran rinci tentang kapan dan bagaimana opsin berevolusi. Pisani menyempurnakan kerjanya dengan melakukan analisis komputasi untuk menguji setiap hipotesis pembentukan awal opsin.
Analisis melibatkan informasi genom semua hewan dari garis keturunan yang dianggap relevan dengan nenek moyang yang pertama kali mengembangkan opsin. Hasilnya, opsin diperkirakan muncul pertama kali pada 700 tahun lalu.
"Opsin ini dianggap ''buta'' dan belum mengalami perubahan genetik utama selama rentang 11 juta tahun sampai akhirnya dapat mendeteksi cahaya," ujar Pisani.
Ia mengatakan, penelitian ini berperan besar untuk menelusuri asal-usul penglihatan makhluk hidup. "Ini adalah penemuan yang mengejutkan. Penelitian kami menyiratkan petunjuk tentang kapan dan bagaimana penglihatan pada manusia berevolusi," kata dia.