Jakarta Masih ingat kehebohan film '2012' pada tahun 2009 lalu? Dalam film fiksi ilmiah itu dikisahkan Bumi akan mengalami kiamat pada 21 Desember 2012, menurut kalender Suku Maya Indian. Tenang, 6 mitos ini diluruskan oleh NASA. Apa saja?
Dua pakar teks kuno mengkonfirmasi bahwa berakhirnya Kalender Suku Maya adalah pada musim dingin tahun 2012 ini, tepatnya 21 Desember 2012. Pada tanggal yang jatuh pada hari Jumat itu, menurut pakar teks kuno adalah hari terakhir Bak'tun ke-13. Bak'tun merupakan siklus Kalender Hitung Panjang Suku Maya yang setara 144 ribu hari. Suku Maya kuno akan menganggap bahwa akhir Bak'tun ke-13 merupakan akhir dari masa penciptaan.
Namun pakar sejarah Suku Maya mengatakan akhir Kalender Panjang Suku Maya itu bukan akhir dunia, melainkan sama seperti kalender masehi yang kita pakai sehari-hari. Kalau kalender habis, ya tinggal beli atau ganti yang baru, bukan kiamat. Demikian informasi yang dilansir dari Space.com, Senin (22/10/2012).
"Bukti ini menunjukkan bahwa penanggalan Bak'tun ke-13 adalah kalender yang penting yang dirayakan Suku Maya kuno. Bagaimana pun, mereka tidak membuat ramalan kiamat apapun terkait tanggal itu," kata Direktur Institut Penelitian Amerika Tengah dari Universitas Tulane, Marcello Canuto, seperti dikatakan pada Live Science.
Lembaga Luar Angkasa dan Aeronautika Amerika (NASA) pun kembali meluruskan 6 mitos yang beredar terkait isu kiamat 21 Desember 2012:
1. Tabrakan dengan Nibiru (Planet X atau Eris)
Diungkapkan NASA, kisah '2012' itu dimulai dari klaim bahwa Nibiru, sebuah planet yang diduga ditemukan oleh Bangsa Sumeria, tengah melaju menuju Bumi. Bencana awalnya diprediksi datang pada Mei 2003. Namun karena tidak ada yang terjadi pada hari yang ditentukan itu, prediksi kiamat beralih ke Desember 2012. Kemudian dihubungkanlah dengan kisah berakhirnya sistem penanggalan Suku Maya kuno pada musim dingin 2012 dan diprediksi tanggal kiamat jatuh pada 21 Desember 2012.
Diluruskan NASA, Nibiru dan planet lainnya yang akan menabrak Bumi ini cuma kisah bualan alias hoax internet. Tak ada fakta yang bisa mengklaim hal itu.
Jika Nibiru atau Planet X itu nyata, para astronom tentu sudah melacak dan mengamatinya berpuluh-puluh tahun lalu, dan terlihat dengan mata telanjang. Nyatanya, itu tak ada.
Planet Eris memang ada sungguhan, namun planet itu adalah planet kecil seukuran Pluto yang beredar di sistem tata surya. Bila mendekat ke Bumi, Eris membutuhkan waktu sekitar 4 miliar mil atau 6,4 miliar km!
Diungkapkan NASA, kisah '2012' itu dimulai dari klaim bahwa Nibiru, sebuah planet yang diduga ditemukan oleh Bangsa Sumeria, tengah melaju menuju Bumi. Bencana awalnya diprediksi datang pada Mei 2003. Namun karena tidak ada yang terjadi pada hari yang ditentukan itu, prediksi kiamat beralih ke Desember 2012. Kemudian dihubungkanlah dengan kisah berakhirnya sistem penanggalan Suku Maya kuno pada musim dingin 2012 dan diprediksi tanggal kiamat jatuh pada 21 Desember 2012.
Diluruskan NASA, Nibiru dan planet lainnya yang akan menabrak Bumi ini cuma kisah bualan alias hoax internet. Tak ada fakta yang bisa mengklaim hal itu.
Jika Nibiru atau Planet X itu nyata, para astronom tentu sudah melacak dan mengamatinya berpuluh-puluh tahun lalu, dan terlihat dengan mata telanjang. Nyatanya, itu tak ada.
Planet Eris memang ada sungguhan, namun planet itu adalah planet kecil seukuran Pluto yang beredar di sistem tata surya. Bila mendekat ke Bumi, Eris membutuhkan waktu sekitar 4 miliar mil atau 6,4 miliar km!
2. Petaka Kosmik Planet yang Orbitnya Sejajar
Tak ada planet-planet yang berorbit sejajar pada beberapa dekade ke depan. Bumi tak akan sejajar dengan planet manapun di galaksi ini pada tahun 2012. Dan bila itu terjadi, efeknya tak akan terlalu signifikan.
Bumi dan Matahari selalu sejajar mendekati pusat Galaksi Bima Sakti setiap Desember, namun hal yang terjadi tahunan itu tak memberikan efek pada Bumi dan penghuninya.
3. Badai Matahari
Aktivitas Matahari memiliki siklus yang reguler, yang mendekati puncaknya tiap 11 tahun. Nah saat mendekati aktivitas puncak itu, jilatan lidah api atau badai(flare) Matahari bisa menyebabkan terputusnya satelit komunikasi.
Para insinyur juga sedang belajar mengembangkan peralatan elektronik yang bisa melindungi satelit dari badai Matahari. Namun tak ada risiko khusus yang akan terjadi pada badai Matahari 2012 ini. Badai Matahari maksimum akan terjadi dalam kurun waktu 2012-2014, dan ini diprediksikan menjadi siklus Matahari reguler, tak ada beda dengan siklus sebelumnya yang dialami bintang terbesar di Galaksi Bima Sakti ini.
Aktivitas Matahari memiliki siklus yang reguler, yang mendekati puncaknya tiap 11 tahun. Nah saat mendekati aktivitas puncak itu, jilatan lidah api atau badai(flare) Matahari bisa menyebabkan terputusnya satelit komunikasi.
Para insinyur juga sedang belajar mengembangkan peralatan elektronik yang bisa melindungi satelit dari badai Matahari. Namun tak ada risiko khusus yang akan terjadi pada badai Matahari 2012 ini. Badai Matahari maksimum akan terjadi dalam kurun waktu 2012-2014, dan ini diprediksikan menjadi siklus Matahari reguler, tak ada beda dengan siklus sebelumnya yang dialami bintang terbesar di Galaksi Bima Sakti ini.
4. Pergeseran Kutub Bumi
Pergeseran kutub Bumi saat berotasi dinilai tidak mungkin. Ada efek pergerakan lambat dari benua-benua, seperti Antartika yang ribuan juta tahun lalu lebih dekat ke garis ekuator. Namun hal itu tidak relevan untuk mengklaim bahwa ada pergeseran kutub Bumi.
Namun ternyata banyak situs-situs bencana menulis hal yang salah. Situs-situs itu mengklaim bahwa ada hubungan antara rotasi dan kutub magnetik Bumi, yang berubah secara tidak teratur, dengan pergeseran magnetik Bumi yang rata-rata setiap 400 ribu tahun.
Sejauh yang diketahui, pergeseran kutub magnetik tidak menimbulkan efek yang menghancurkan kehidupan di Bumi. Pergeseran magnetik setidaknya terjadi beberapa ribu tahun ke depan.
5. Letusan Supervulkano
Bumi sudah familiar dengan letusan vulkanik, atau bahkan letusan vulkanik yang sangat dahsyat (supervulcano). Namun, apakah letusan gunung berapi yang super dahsyat ini bakal mengakhiri Dunia pada 21 Desember 2012?
Tak usah menahan nafas, kata NASA.
Memang ada bukti bahwa aktivitas vulkanik di kawasan kaldera Taman Nasional Yellowstone meningkat dan ada gejala akan meletus kolosal yang bisa menutupi separuh AS dengan debu setebal 1 meter. Bagaimanapun juga, para ahli sependapat bahwa letusan super dahsyat itu sangat langka, dan bahwa probabilitas itu terjadi dalam kehidupan yang sekarang sangat kecil.
6. Tumbukan dengan Benda Angkasa Lain
Bumi selalu menjadi sasaran jatuhnya komet dan asteroid, walaupun tumbukan besar sangat jarang terjadi. Terakhir, tumbukan besar dengan benda angkasa di luar Bumi terjadi pada 65 tahun yang lalu, mengakibatkan punahnya dinosaurus.
Kini, para astronom NASA sedang mencari tahu apakah ada benda angkasa besar atau asteroid yang sedang mendekati Bumi, sebelum benda itu benar-benar jatuh atau menumbuk Bumi. Proyek ini dinamakan Spaceguard Survey.
"Kami sudah memastikan bahwa tak ada ancaman asteroid besar seperti yang pernah memusnahkan dinosaurus. Semua pekerjaan ini terbuka, dengan penemuan yang dipublikasikan setiap hari di situs NASA NEO Program Office. Jadi Anda bisa melihat sendiri, tak ada yang diprediksikan menabrak (Bumi) pada 2012," kata NASA.