Ribuan massa berjalan usai menyerang Desa Balinuraga di Kecamatan Waypanji, Lampung Selatan, Senin 29 Oktober 2012. |
Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo menyatakan, bentrok antarwarga yang
terjadi di Lampung Selatan sesungguhnya berawal dari masalah sepele.
Timur mengatakan, akar persoalan dapat dirunut “mulai dari kelompok yang mengganggu kegiatan pemudi.” Seperti diketahui, Minggu 28 Oktober 2012, dua gadis asal Desa Agom yang mengendarai sepeda motor diganggu oleh pemuda asal Desa Balinuraga hingga jatuh dan mengalami luka-luka.
Meski Kepala Desa Agom dan Balinuraga telah mengadakan perjanjian damai, namun keluarga kedua gadis itu tak terima. Mereka lantas mendatangi Desa Balinuraga untuk menemui pemuda yang mengganggu itu. Namun setibanya di Desa Balinuraga, mereka langsung diserang warga setempat dengan senjata api.
“Masalah sepele ini mempengaruhi dan melatarbelakangi semua,” kata Kapolri di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa 30 Oktober 2012, ketika mengantar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertolak ke Inggris untuk menghadiri pertemuan puncak The Asia-Europe Meeting (ASEM).
Oleh sebab itu Kapolri meminta tokoh-tokoh masyarakat Lampung, ulama setempat, dan pemerintah daerah, bisa ikut meredam bentrok antarwarga di Lampung yang dalam dua hari ini telah menelan 10 korban jiwa dan menyebabkan 22 rumah warga terbakar.
Kapolri mengakui peristiwa bentrok antarwarga di Lampung Selatan bukan terjadi kali ini saja. “Ini sudah terjadi berkali-kali. Artinya kita harus lebih keras lagi, terutama dalam membina dan mengelola wilayah itu. Masyarakat, tokoh, ulama, dan pemda harus bersinergi,” ujar Timur.
Senin, 29 Oktober 2012, pecah bentrok susulan antarwarga di Kalianda, Lampung Selatan. Dalam aksi tersebut, 7 orang tewas dan 16 rumah terbakar. Kebanyakan korban tewas ditemukan di areal perkebunan dan persawahan, dengan kondisi tubuh dipenuhi luka bacokan. Dua korban yang saat ini sudah bisa diidentifikasi merupakan warga Desa Balinuraga.
Sehari sebelumnya, Minggu 28 Oktober 2012, bentrokan juga pecah antara warga Desa Balinuraga dan Desa Agom, yang mengakibatkan 3 orang tewas dan 6 rumah terbakar. Dengan demikian, total ada 10 korban tewas dalam peristiwa bentrok yang terjadi dua hari berturut-turut tersebut.
Timur mengatakan, akar persoalan dapat dirunut “mulai dari kelompok yang mengganggu kegiatan pemudi.” Seperti diketahui, Minggu 28 Oktober 2012, dua gadis asal Desa Agom yang mengendarai sepeda motor diganggu oleh pemuda asal Desa Balinuraga hingga jatuh dan mengalami luka-luka.
Meski Kepala Desa Agom dan Balinuraga telah mengadakan perjanjian damai, namun keluarga kedua gadis itu tak terima. Mereka lantas mendatangi Desa Balinuraga untuk menemui pemuda yang mengganggu itu. Namun setibanya di Desa Balinuraga, mereka langsung diserang warga setempat dengan senjata api.
“Masalah sepele ini mempengaruhi dan melatarbelakangi semua,” kata Kapolri di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa 30 Oktober 2012, ketika mengantar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertolak ke Inggris untuk menghadiri pertemuan puncak The Asia-Europe Meeting (ASEM).
Oleh sebab itu Kapolri meminta tokoh-tokoh masyarakat Lampung, ulama setempat, dan pemerintah daerah, bisa ikut meredam bentrok antarwarga di Lampung yang dalam dua hari ini telah menelan 10 korban jiwa dan menyebabkan 22 rumah warga terbakar.
Kapolri mengakui peristiwa bentrok antarwarga di Lampung Selatan bukan terjadi kali ini saja. “Ini sudah terjadi berkali-kali. Artinya kita harus lebih keras lagi, terutama dalam membina dan mengelola wilayah itu. Masyarakat, tokoh, ulama, dan pemda harus bersinergi,” ujar Timur.
Senin, 29 Oktober 2012, pecah bentrok susulan antarwarga di Kalianda, Lampung Selatan. Dalam aksi tersebut, 7 orang tewas dan 16 rumah terbakar. Kebanyakan korban tewas ditemukan di areal perkebunan dan persawahan, dengan kondisi tubuh dipenuhi luka bacokan. Dua korban yang saat ini sudah bisa diidentifikasi merupakan warga Desa Balinuraga.
Sehari sebelumnya, Minggu 28 Oktober 2012, bentrokan juga pecah antara warga Desa Balinuraga dan Desa Agom, yang mengakibatkan 3 orang tewas dan 6 rumah terbakar. Dengan demikian, total ada 10 korban tewas dalam peristiwa bentrok yang terjadi dua hari berturut-turut tersebut.