Batuan
Megalitikum berserak di atas sebuah bukit di Desa Karyamukti, Kecamatan
Campaka, Kabupaten Cianjur diduga menjadi petunjuk rahasia: bangunan
kolosal dari peradaban nusantara yang maju di masa lalu.
Setelah melakukan sejumlah survei, tim peneliti geologi kembali menginjak lokasi Situs Gunung Padang. Untuk melakukan penelitan lanjutan.
Ketua tim Dr Danny Hilman Natawidjaja mengatakan dilakukan mulai hari ini hingga dua minggu ke depan.
"Kali ini kita memfokuskan pemindaian dengan menggunakan teknologi geolistrik. Ini untuk memperkuat temuan kami terdahulu mengenai struktur Gunung Padang di bagian dalam. Sebelumnya tim telah mendata melalui banyak lintasan geolistrik. Setidaknya sudah lebih 39 lintasan dari berbagai arah yang pernah dipasang di atas permukaan gunung ini," kata dia kepada VIVAnews, Kamis 18 Oktober 2012.
Danny menjelaskan, sejak pukul 08.00 WIB tadi pagi tim yang terdiri dari tujuh orang peneliti geologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah melakukan dua bentangan. Masing-masing betangan mencakup antara 200-400 meter.
Namun, ia belum bisa menjelaskan hasil temuan hari ini. "Hari ini kami sudah melakukan pemindaian hampir setengah dari luas Gunung Padang yang terlihat saat ini. Dan pemindaian akan dilakukan kembali mulai besok pagi,” ungkapnya.
Pemindaian dengan geolistrik mirip mirip dengan ultrasonography (USG) pada ibu hamil. Bedanya, USG menggunakan gelombang suara untuk merekam data di dalam tubuh manusia lalu memantulkannya kembali dalam bentuk gambar. Sementara geolistrik menggunakan gelombang elektromagnetik yang ditembakkan ke dalam tanah, lalu dipantulkan kembali sambil membawa data mengenai resistivitas tanah. Dengan kata lain, georadar dan geolistrik itu seperti USG untuk perut bumi.
Setelah melakukan sejumlah survei, tim peneliti geologi kembali menginjak lokasi Situs Gunung Padang. Untuk melakukan penelitan lanjutan.
Ketua tim Dr Danny Hilman Natawidjaja mengatakan dilakukan mulai hari ini hingga dua minggu ke depan.
"Kali ini kita memfokuskan pemindaian dengan menggunakan teknologi geolistrik. Ini untuk memperkuat temuan kami terdahulu mengenai struktur Gunung Padang di bagian dalam. Sebelumnya tim telah mendata melalui banyak lintasan geolistrik. Setidaknya sudah lebih 39 lintasan dari berbagai arah yang pernah dipasang di atas permukaan gunung ini," kata dia kepada VIVAnews, Kamis 18 Oktober 2012.
Danny menjelaskan, sejak pukul 08.00 WIB tadi pagi tim yang terdiri dari tujuh orang peneliti geologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah melakukan dua bentangan. Masing-masing betangan mencakup antara 200-400 meter.
Namun, ia belum bisa menjelaskan hasil temuan hari ini. "Hari ini kami sudah melakukan pemindaian hampir setengah dari luas Gunung Padang yang terlihat saat ini. Dan pemindaian akan dilakukan kembali mulai besok pagi,” ungkapnya.
Pemindaian dengan geolistrik mirip mirip dengan ultrasonography (USG) pada ibu hamil. Bedanya, USG menggunakan gelombang suara untuk merekam data di dalam tubuh manusia lalu memantulkannya kembali dalam bentuk gambar. Sementara geolistrik menggunakan gelombang elektromagnetik yang ditembakkan ke dalam tanah, lalu dipantulkan kembali sambil membawa data mengenai resistivitas tanah. Dengan kata lain, georadar dan geolistrik itu seperti USG untuk perut bumi.
Hasil geolistrik dari salah satu lintasan terdahulu yang melintang dari utara ke selatan menemukan anomali, di dalam lapisan tanah di kedalaman 20-30 meter di bawah permukaan situs.
"Ada kecurigaan ini semua ada unsur handmade-nya. Tetapi kami mesti melakukan tes lain. Penelitain kali ini untuk mempertegas analisa terdahulu dimana hasil riset sudah muali mengarah pada pembuktian apakah analisa ini sama dengan kenyataan di lapangan," kata Danny.
Ia berharap, temuan pada riset lanjutan kali ini dapat menjadi pintu masuk kepada temuan-temuan berikutnya. Penelitian situs di Gunung Padang ini akan menjadi menarik, karena masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Seperti siapa yang membangun situs itu, dan kapan tepatnya situs itu dibangun. Tim berharap, jawabannya bisa ditemukan di dalam atau di sekitar Gunung Padang itu sendiri.
Sumber: viva.co.id
0 komentar:
Post a Comment