Australopithecus afarensis |
Peneliti telah menemukan fosil manusia purba Australopithecus afarensis
yang juga dikenal dengan nama Lucy. Peneliti mempelajari fosil manusia
purba berusia 3,3 juta tahun itu dan menemukan bahwa Australopithecus
afarensis bertempat tinggal di pepohonan.
Lucy dikenal sebagai manusia purba yang berjalan dengan tegak. Banyak peneliti berasumsi ketika manusia purba mampu berjalan dengan tegak, sehingga meninggalkan kehidupan di pohon. Akan tetapi, studi mengenai fosil tulang bahu (Selam) milik Lucy, menunjukkan manusia purba ini masih tinggal di pohon.
"Karena bahu mereka tipis, mereka merupakan fosil yang jarang," kata paleoantropolog Zeresenay Alemseged, yang menemukan Selam pada 2000, seperti dikutip Examiner, Senin (29/10/2012). Ia mengatakan, oleh karena fosil ini jarang ditemukan, maka menemukan tulang bahu yang utuh ini merupakan sesuatu yang penting untuk mengungkap informasi lebih rinci mengenai Lucy.
Alemseged dan timnya menghabiskan 11 tahun penggalian Selam dari daerah yang berbatu dan berpasir. Para peneliti mengatakan bahwa bagian tertentu pada Selam mirip dengan kera modern, yang menunjukan bahwa Lucy menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan cara mendaki.
Temuan ini sekaligus menjawab perdebatan di antara para peneliti, apakah Australopithecus afarensis merupakan manusia purba bipedal (berjalan dua kaki) atau mereka juga memanjat pohon. "Pertanyaan mengenai apakah Australopithecus afarensis adalah bipedal atau jika mereka juga memanjat pohon telah diperdebatkan selama lebih dari 30 tahun," jelas peneliti David Green, Midwestern University di Downers Grove.
Ia mengatakan, fosil-fosil luar biasa ini memberikan bukti kuat bahwa manusia purba masih mendaki atau tinggal di pohon pada tahap evolusi manusia. "Tampaknya bahwa nenek moyang kita meninggalkan perilaku mendaki terjadi lebih jauh dari waktu yang diduga oleh kebanyakan peneliti," terangnya.
Lucy dikenal sebagai manusia purba yang berjalan dengan tegak. Banyak peneliti berasumsi ketika manusia purba mampu berjalan dengan tegak, sehingga meninggalkan kehidupan di pohon. Akan tetapi, studi mengenai fosil tulang bahu (Selam) milik Lucy, menunjukkan manusia purba ini masih tinggal di pohon.
"Karena bahu mereka tipis, mereka merupakan fosil yang jarang," kata paleoantropolog Zeresenay Alemseged, yang menemukan Selam pada 2000, seperti dikutip Examiner, Senin (29/10/2012). Ia mengatakan, oleh karena fosil ini jarang ditemukan, maka menemukan tulang bahu yang utuh ini merupakan sesuatu yang penting untuk mengungkap informasi lebih rinci mengenai Lucy.
Alemseged dan timnya menghabiskan 11 tahun penggalian Selam dari daerah yang berbatu dan berpasir. Para peneliti mengatakan bahwa bagian tertentu pada Selam mirip dengan kera modern, yang menunjukan bahwa Lucy menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan cara mendaki.
Temuan ini sekaligus menjawab perdebatan di antara para peneliti, apakah Australopithecus afarensis merupakan manusia purba bipedal (berjalan dua kaki) atau mereka juga memanjat pohon. "Pertanyaan mengenai apakah Australopithecus afarensis adalah bipedal atau jika mereka juga memanjat pohon telah diperdebatkan selama lebih dari 30 tahun," jelas peneliti David Green, Midwestern University di Downers Grove.
Ia mengatakan, fosil-fosil luar biasa ini memberikan bukti kuat bahwa manusia purba masih mendaki atau tinggal di pohon pada tahap evolusi manusia. "Tampaknya bahwa nenek moyang kita meninggalkan perilaku mendaki terjadi lebih jauh dari waktu yang diduga oleh kebanyakan peneliti," terangnya.